.webp)
Lift di Kantor Pemkab Brebes macet karena listrik padam. Akibatnya, tiga pegawai sempat terjebak di dalam lift sekitar 45 menit.
Lift itu mendadak berhenti saat listrik padam pada Senin (19/2) sekitar pukul 11.30 WIB. Akibatnya, tiga orang yang sedang turun dari lantai 5 tertahan di dalam lift di antara lantai 4 dan 3. Ketiganya sempat tertahan di dalam lift itu selama sekitar 45 menit.
Tiga orang itu ialah Yuli dan Doni, karyawan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan Tata Ruang Kabupaten Brebes. Satu orang lagi ialah Bambang, tenaga harian lepas di Kantor Pemkab Brebes.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Doni mengatakan, dirinya dan Yuli terjebak di dalam lift di antara lantai 4 dan 3. Saat itu Doni dan Yuli akan turun dari lantai 5 ke lantai 1. Saat lift baru tiba di lantai 4, listrik tiba-tiba padam. Laju lift itu pun terhenti di pertengahan lantai 4 dan 3.
"Saat itu saya langsung membunyikan bel darurat dan telepon (orang) yang masih berada di lantai 5," kata Doni, Senin (19/2/2024).
Sejumlah petugas Damkar Satpol PP Brebes dikerahkan untuk mengevakuasi tiga orang itu. Sekitar 45 menit, 3 karyawan itu berhasil dikeluarkan setelah petugas Damkar berhasil membuka paksa pintu lift.
Inspektur Komandan Damkar Satpol PP Brebes, Sugiarto mengatakan ketiga karyawan di dalam lift itu berhasil dievakuasi dalam kondisi selamat. Ketiganya langsung diperiksa petugas medis dari Dinas Kesehatan.
"Alhamdulillah ketiganya dalam kondisi sehat. Setelah dievakuasi juga sudah mendapatkan pemeriksaan kesehatan oleh tim medis," ujar Sugiarto.
Kepala Bagian Umum Setda Brebes, Agus Wahid mengatakan lift itu macet karena listrik dari PLN mati. Meski ada daya listrik cadangan dari generator, namun tidak bisa mengangkat lift karena daya yang tidak stabil.
"Memang ada generator, tapi giliran menyala, generator ini kemudian mati lagi karena listrik PLN menyala. Tapi tidak lama mati, generator nyala lagi sehingga seperti putus nyambung terus. Hari ini sudah lebih dari 27 kali mati-nyala. Sekarang sengaja dimatikan liftnya menunggu listrik normal," kata Agus Wahid.
(dil/ahr)
