Timnas AMIN (Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar) hingga Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud Md buka suara terkait keinginan Gibran Rakabuming Raka untuk sowan.
Timnas AMIN
Meski menghormati keinginan Gibran, kini Timnas AMIN memilih untuk fokus terlebih dahulu pada perhitungan suara. Hal itu diungkapkan Juru Bicara Timnas AMIN Mustofa Nahrawardaya.
"Kita tentu hormati keinginan Gibran untuk sowan ke paslon AMIN. Tetapi kita juga hormati KPU yang sedang bekerja keras mengawal data yang baru dimulai beberapa jam lalu. Jadi, tolong hormati pula proses demokrasi sehormat-hormatnya. Bedakan antara urusan keluarga dengan urusan politik. Sowan ini, dalam rangka urusan sosial kekeluargaan atau urusan politik?," kata Mustofa kepada wartawan, Rabu (14/2/2024) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, Mustofa menyebut pihak AMIN mengikuti Pilpres bukan saja tentang menang dan kalah. Tetapi juga ingin menebarkan nilai demokrasi termasuk etika.
"Jujur saja paslon AMIN, mengikuti kontestasi ini, bukan sekedar menang kalah, tetapi sekaligus menebarkan nilai demokrasi, termasuk etika dan adab dalam Pemilu. Jadi, AMIN ingin memberi contoh bagaimana Pemilu itu adalah hajatan nasional yang terhormat. Urusannya adalah berhadapan dengan regulasi dan nilai-nilai etik," sebut dia.
Mustofa juga menyebut pemenang Pemilu 2024 belum ditentukan oleh KPU. Mustofa juga mempertanyakan tujuan Gibran untuk sowan ke AMIN.
"Oleh karena itu, semua orang berakal sehat pasti tahu bahwa Pemilu 2024 ini jelas belum ditentukan siapa pemenangnya oleh KPU. Setiap langkah politik, tentu harus memiliki perhitungan. Apakah niat itu sudah dipertimbangkan? Gibran tiba-tiba mau sowan statusnya sebagai apa? Jika sebagai peserta pemilu, silakan tunggu. Jangan sampai mereka mengira data quick count itu resmi. KPU sedang susun proses real count sendiri, seharusnya dihormati Gibran," ucapnya.
Mustofa menegaskan Timnas AMIN saat ini fokus untuk mengawal suara. Dia kemudian menyinggung soal potensi kecurangan.
"Mohon maaf, Timnas AMIN sedang mengawal suara. Lebih parah dari 2019, Pemilu kali ini bau kecurangannya sungguh sangat menyengat. Seharusnya Gibran lebih paham," pungkas Mustofa.
TPN Ganjar-Mahfud
Menurut TPN Ganjar-Mahfud niat Gibran untuk sowan itu merupakan hal yang wajar. Namun, silaturahmi sebaiknya dilakukan setelah hasil hitung suara resmi KPU selesai.
"Ya, itu sowan-sowan itu bagian silaturahmi, hal yang wajar. Namanya kontestasi ya begitu, tetapi alangkah lebih baik kalau silaturahmi, komunikasi, sowan-sowan itu dilakukan setelah ada hasil resmi dari KPU," kata jubir TPN Achmad Baidowi atau Awiek kepada wartawan, Kamis (15/2/2024).
"Artinya menunggu hasil resmi dari KPU dan itu kan tidak butuh waktu lama, sehingga sudah ada hasil resmi, baru bisa menjalin komunikasi, silaturahmi," imbuhnya.
Menurut Awiek, apabila silaturahmi itu dilakukan sebelum hasil resmi dari KPU bisa menimbulkan asumsi buruk di kalangan pendukung. Dia mewanti-wanti adanya pandangan pihaknya kompromistis dengan kubu lawan sebelum angka resmi muncul.
"Karena, kalau sebelum rekapitulasi, kan itu nanti mengganggu suasana kebatinan para pendukung. Dikhawatirkan ada sesuatu karena belum ada hasil resmi kok sudah ada kompromi, komunikasi, gitu. Lebih baik nunggu hasil resmi KPU saja," lanjutnya.
Alasan Gibran Ingin Sowan
Sebelumnya, Gibran mengungkapkan keinginannya untuk sowan kepada Anies-Cak Imin dan Ganjar-Mahfud. Dia mengatakan semuanya adalah bersaudara.
"Secara pribadi, ingin segera sowan ke paslon nomor 1, paslon nomor 3 karena, sekali lagi, Bapak-Ibu, kita semua bersaudara. Kita semua bersaudara," kata Gibran di Istora Senayan, Rabu (14/2).
Bahkan, Gibran juga meminta seluruh pihak untuk tak menjelek-jelekkan paslon lain. Dia kembali ingatkan bahwa semuanya bersaudara.
"Sekali lagi, Bapak-Ibu, jangan cuma... tidak perlu mem-bully, menjelek-jelekkan pasangan lain, ataupun pendukung dari paslon 1 dan 3. Kita semua bersaudara," ucap Gibran.
(cln/apu)