2 Anak di Klaten Meninggal Kena Demam Berdarah

2 Anak di Klaten Meninggal Kena Demam Berdarah

Achmad Hussein Syauqi - detikJateng
Senin, 12 Feb 2024 18:22 WIB
Petugas Puskesmas Pahandut melakukan fogging atau pengasapan di komplek Gang Syalawat, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Sabtu (15/4/2023). Pengasapan yang dilakukan di kawasan permukiman padat penduduk tersebut guna mencegah penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti menyusul adanya temuan kasus DBD di daerah itu. ANTARA FOTO/Makna Zaezar/foc.
Ilustrasi fogging untuk atasi demam berdarah dengue (DBD) di Klaten (Foto: ANTARA FOTO/Makna Zaezar)
Klaten -

Kabupaten Klaten melaporkan kasus kematian akibat demam berdarah dengue (DBD). Saat ini tercatat dua anak dilaporkan meninggal dunia.

"Ini ada tambahan meninggal satu kasus. Kejadiannya kalau tidak hari Sabtu atau Jumat kemarin (Minggu ke 6)," kata Plt Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Klaten, Anggit Budiarto kepada detikJateng, Senin (12/2/2024).

Anggit mengaku belum mendapat laporan detail terkait tambahan kasus meninggal tersebut. Dengan kasus tambahan tersebut masyarakat diminta meningkatkan kewaspadaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Masyarakat diminta meningkatkan kewaspadaan. Terutama dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) mengingat hujan masih turun," imbuh Anggit.

Korban DBD dari Kecamatan Pedan dan Wonosari

Sub Koordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Dinas Kesehatan Pemkab Klaten Wahyuning menambahkan ada dua kasus kematian sampai minggu ke-6. Rinciannya terjadi di minggu ke-5 satu kasus dan ke-6 satu kasus.

ADVERTISEMENT

"Kasus kematian DBD ada 2 kasus, terjadi di minggu ke-5 dan ke-6 tahun 2024. Kasus pertama jenis kelamin perempuan, usia 6 tahun, warga Desa Jetis Wetan, Kecamatan Pedan dan kedua laki-laki umur 7 tahun warga Desa Ngreden, Kecamatan Wonosari," ujar Wahyuning kepada detikJateng saat dimintai konfirmasi.

Dijelaskan Wahyuning, untuk jumlah kasus yang dihitung baru sampai minggu ke-5 karena minggu ke-6 belum dijumlah. Total sampai minggu ke-5, hanya terdapat 39 kasus dengan satu kematian.

"Sampai minggu ke-5, terdapat 39 kasus dengan satu kematian. Rinciannya Minggu pertama ada 5 kasus, kedua ada 3 kasus, ketiga ada 7 kasus, keempat ada 7 kasus dan kelima ada 17 kasus dengan satu meninggal," jelasnya.

Menurut Wahyuning dibanding periode yang sama tahun sebelumnya (2023) sebenarnya terjadi penurunan. Tahun 2023 terdapat 47 kasus dengan 2 kasus kematian.

"Minggu ke-5 terjadi penurunan kasus di tahun 2024 dibanding periode yang sama tahun 2023. Masyarakat tetap diimbau untuk terus menggiatkan PSN," pesannya.




(ams/rih)


Hide Ads