Meriahnya Pesta Kembang Api di Puncak Tahun Baru Imlek 2024 Solo

Meriahnya Pesta Kembang Api di Puncak Tahun Baru Imlek 2024 Solo

Arina Zulfa Ul Haq - detikJateng
Sabtu, 10 Feb 2024 00:18 WIB
Pesta kembang api di puncak Tahun Baru Imlek di Solo.
Pesta kembang api di puncak Tahun Baru Imlek di Solo. Foto: Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng.
Solo -

Perayaan Tahun Baru Imlek 2574/2024 digelar secara meriah di Balai Kota Solo lewat acara Kampung Akulturasi. Ratusan warga Solo dan sekitarnya tampak memadati Balai Kota Solo demi menonton penyalaan kembang api pada kegiatan malam akulturasi.

Pantauan detikJateng di Balai Kota Solo, masyarakat mulai memadati Balai Kota Solo sejak pukul 20.00 WIB. Mereka beramai-ramai menggelar tikar di pelataran Balai Kota Solo serta membeli makanan dari stand-stand yang ada di kawasan Balai Kota Solo dan Pasar Gede.

Sekira pukul 23.00 WIB, masyarakat yang sebelumnya menggelar tikar di rerumputan Balai Kota diminta untuk mundur untuk persiapan penyalaan kembang api. Sementara itu, para panitia tampak membersihkan sampah-sampah yang berserakan di atas rumput hijau Balai Kota Solo.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu warga Jebres yang ikut merayakan Tahun Baru Imlek di Balai Kota Solo, Ainun (23) mengatakan sangat terkesan dengan perayaan Tahun Baru Imlek di Balai Kota malam ini.

"Ramai banget, padahal bukan Perayaan Tahun Baru biasa, tapi Tahun Baru Imlek. Dan yang ke sini bukan cuma masyarakat Tionghoa yang merayakan, tapi juga masyarakat umum yang ikut meramaikan," kata Ainun saat ditemui detikJateng di Balai Kota Solo, Jumat (9/2/2024).

ADVERTISEMENT

Menurut Ainun, perhelatan Kampung Akulturasi ini juga sudah merepresentasikan akulturasi masyarakat Tionghoa-Jawa. Tak hanya merayakan Imlek, masyarakat yang hadir juga bisa membeli jajanan pasar yang dijual para pelaku UMKM.

"Tadi juga nggak cuma jajanan biasa, tapi ada makanan tradisional kayak gethuk, tiwul, putu. Jadi ya sudah bisa memperlihatkan akulturasi Jawa-Tionghoa sih," ungkapnya.

Ainun merasa, rangkaian Grebeg Sudiro yang digelar malam itu bisa menjadi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Kota Solo. Pasalnya, kegiatan kebudayaan semacam ini bisa menjadi potensi Kota Solo untuk meningkatkan jumlah wisatawan.

Hal itu dibenarkan Nadhif (23) warga asal Karanganyar yang ikut hadir di Balai Kota Solo. Ia mengatakan, Kota Solo bisa menjadi percontohan bagi Kabupaten atau Kota di sekitarnya. Sehingga toleransi bisa terlihat di daerah-daerah lainnya.

"Kayaknya penyalaan kembang api buat merayakan Imlek yang dilihat sama ratusan masyarakat yang nggak merayakan Imlek cuma ada di sini sih, kalau nggak salah ya," tuturnya.

"Semoga saja sih bisa jadi contoh untuk daerah lain, Karanganyar juga semoga tahun-tahun ke depan bisa memperbanyak event kayak gini," ungkapnya.

Diwawancara terpisah, Ketua 3 Grebeg Sudiro, Yanuar Sri Haryanto mengatakan, penyalaan kembang api di acara Kampung Akulturasi malam itu menjadi bentuk akulturasi dari masyarakat Jawa-Tionghoa.

"Itu penyalaan kembang api untuk merayakan Imlek. Dinyalakan sekitar 20-30 menit," ungkapnya kepada detikJateng.

Iaa mengatakan, masyarakat Kota Solo tampak antusias dalam mengikuti gelaran Kampung Akulturasi yang sudah digelar sejak kemarin (8/2). Hal itu menjadi bentuk toleransi di Kota Solo yang perlu dibanggakan.

Meski sempat gerimis, kembang api tetap dinyalakan mulai pukul 00.00 WIB. Masyarakat Kota Solo yang awalnya duduk itu pun langsung antusias berdiri demi melihat kembang api secara lebih jelas. Sebagian besar dari mereka juga mengabadikan momen tersebut lewat telepon genggamnya.

Ketua Panitia Imlek Bersama 2574/2024, Sumartono Hadinoto mengatakan, memasuki shio Naga, ia berharap tahun ini bisa memberikan berkah bagi seluruh masyarakat, khususnya masyarakat Kota Solo.

"Berharap semuanya baik, ya diambil baiknya, kita abaikan jeleknya. Kita harus positif thinking harus selalu punya pemikiran positif dan tujuan yang mulia," kata Sumartono kepada detikJateng.




(apl/apl)


Hide Ads