Meski Solo Diguyur Hujan, Puncak Acara Grebeg Sudiro Dipadati Warga

Meski Solo Diguyur Hujan, Puncak Acara Grebeg Sudiro Dipadati Warga

Arina Zulfa Ul Haq - detikJateng
Minggu, 04 Feb 2024 18:56 WIB
Ratusan masyarakat Kota Solo memperebutkan jodang di karnaval budaya Grebeg Sudiro, Minggu (4/2/2024).
Foto: Ratusan masyarakat Kota Solo memperebutkan jodang di karnaval budaya Grebeg Sudiro, Minggu (4/2/2024). (Arina Zulfa Ul Haq/detikJateng)
Solo -

Karnaval budaya Grebeg Sudiro 2024 digelar di kawasan Pasar Gede, sore ini. Hujan yang mengguyur Kota Solo sore itu tak menyurutkan antusiasme masyarakat dan para peserta yang tampil.

Pantauan detikJateng di lokasi, gelaran karnaval budaya Grebeg Sudiro mulai digelar pukul 13.50 WIB, dibuka dengan penampilan liong Tripusaka dan wushu Sasana Thian En yang memukau. Panggung Grebeg Sudiro yang didirikan di tugu jam Pasar Gede seketika padat oleh masyarakat Kota Solo yang antusias menonton menggunakan jas hujan maupun payung.

Usai lagu Indonesia Raya dinyanyikan, doa dibacakan, sambutan diberikan, suara tambur yang ditabuh dan burung-burung yang dilepas menandakan gelaran karnaval budaya Grebeg Sudiro dimulai. Para peserta yang membawa jodang lantas berjalan mengelilingi wilayah Sudiroprajan di tengah guyuran hujan, dipimpin oleh jodang Burung Garuda raksasa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lurah Sudiroprajan, Asthywiana Swastiyani Leo mengatakan, ada 52 peserta yang datang dari komunitas pegiat seni dan kelurahan-kelurahan di Kota Solo. Tak hanya itu, bahkan ada atraksi seni dari luar Kota Solo seperti Boyolali dan Semarang.

"52 penampil dari komunitas Solo sendiri dan juga Solo Raya bahkan dari paguyuban kesenian dari luar pulau Jawa juga ada," kata Asthy kepada detikJateng di acara Grebeg Sudiro, Minggu (4/2/2024).

ADVERTISEMENT

Leo mengatakan, penampilan atraksi seni dan jodang berusi makanan khas Sudiroprajan dan hasil bumi itu dikirab serta dibagikan kepada warga sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkah yang diberikan kepada Kelurahan Sudiroprajan selama setahun terakhir.

"Grebeg Sudiro ke depannya semoga dapat membawa kebermanfaatan bagi masyarakat sudirobrajan sendiri masyarakat kota Surakarta bahkan secara masif untuk Indonesia," tuturnya.

Penampilan barongsai dari tim Tripusaka, Macan Putih, serta Budi Darma pun hadir memeriahkan gelaran Grebeg Sudiro. Jajaran pemerintah yang hadir pun sempat memberikan angpao kepada para pemain barongsai. Tak hanya itu, ada pula atraksi dari Prajurit Bregada.

Usai 52 peserta sudah kirab mengelilingi wilayah Sudiroprajan, isian jodang pun diperebutkan masyarakat yang hadir. Mereka rela berdesakan di tengah gerimis hujan demi mendapatkan berbagai jenis makanan seperti sayuran, jajanan pasar, hingga kue keranjang.

Ketua 3 Grebeg Sudiro, Yanuar Sri Haryanto, mengatakan ada sekitar 4.000 kue keranjang yang dibagikan sore itu. "Kita start di Pasar Gede, kita keliling melewati rute yang sudah kita tentukan kemudian nanti kita kembali ke Pasar Gede. Kemudian ada prosesi perebutan kuliner khas Sudiroprajan dan perebutan kue keranjang dari panitia sekitar 4.000 kue keranjang akan kita sebarkan untuk pengunjung karnaval Grebeg Sudiro tahun 2024," tuturnya.

Kue keranjang dan masyarakat yang kirab memakai baju adat Tionghoa, menjadi bentuk akulturasi budaya Jawa dan China yang ada di Kelurahan Sudiroprajan. Sementara itu, jodang utama pada Grebeg Sudiro 2024 tahun ini sendiri merupakan monumen Slamet Riyadi yang dikelilingi bus Werkudara dan Kereta Api Uap Jaladara.

Yanuar mengatakan, monumen Slamet Riyadi dipilih menjadi jodang tak hanya karena Slamet Riyadi menjadi pahlawan dari Kota Solo, tapi juga menjadi monumen bersejarah di Kota Bengawan.

"Slamet Riyadi jadi satu ikon kota Solo yang sering digunakan untuk area publik. Tidak hanya untuk kuliner maupun kesenian-kesenian lain bahkan orang menyampaikan aspirasinya kepada pemerintah pun di sana," ungkapnya.

Acara Grebeg Sudiro selesai sekira pukul 16.00 WIB, usai perebutan jodang oleh masyarakat yang hadir. Tampak sebagian besar dari mereka pulang menenteng jajanan pasar, kue keranjang, ataupun hasil bumi berupa sayur-sayuran. Salah satunya Ika (35), warga asli Sudiroprajan yang berhasil membawa pulang 10 kue keranjang.

"Tadi datang di tengah-tengah acara, karena nunggu reda, terus anak ngajak ke sini. Nah ini dapat kue keranjang 10," kata Ika kepada detikJateng usai gelaran Grebeg Sudiro.

Ia mengaku sangat menunggu-nunggu kegiatan rutin tahunan Grebeg Sudiro. Ika pun berharap Grebeg Sudiro bisa terus digelar dengan semakin baik di tahun-tahun berikutnya.




(apu/apu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads