Muhammad Zinedine Alam Ganjar, putra capres nomor urut 03 Ganjar Pranowo, menyambangi Kota Solo. Tak hanya berkeliling menaiki Vespa, ia juga hadir dalam diskusi bersama anak muda di Ono Solo Coffee.
Hadir di acara 'Ngobrol Asyik Bersama Alam Ganjar' yang digelar relawan Ganjar Pranowo-Mahfud MD (GP X MMD). Alam datang ke lokasi menggunakan vespa bersama komunitas vespa Solo.
Dalam kegiatan diskusi tersebut, Alam pun sempat membagikan tentang kecintaannya dalam bidang otomotif serta game. Ia mengaku sangat gemar bermain game.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun Alam mengingatkan anak-anak muda yang hadir untuk tidak hanya kecanduan bermain game, tapi juga bisa ikut berkecimpung di dalamnya, seperti berkomunitas. Lalu, ia juga membagikan pengalamannya saat menjadi CEO Pigmy Esport.
Setelah bincang-bincang, para peserta yang hadir diberi kesempatan untuk sesi tanya-jawab bersama Alam. Salah satu peserta, Anin bertanya apa yang harus dilakukan oleh anak muda saat memasuki tahun 2024 ini.
Menanggapi hal tersebut, Alam menjawab bahwa anak muda harus lebih produktif, konsisten, dan cepat mengambil keputusan.
"Anak muda itu harus berproses. Karena takutnya di saat kita mencoba menapaki anak tangga yang lebih tinggi, kita terjatuh," jawab Alam, pada Minggu (2/2/2024).
![]() |
Usai melakukan diskusi, Alam sempat disinggung terkait pernyataannya dalam diskusi apakah menyinggung paslon tertentu. Ia pun membantah dan mengatakan bahwa anak muda memang harus berproses dan menikmati setiap pengalaman.
"Aku nggak bilang proses menjadi pemimpin, aku bilang anak muda itu harus berproses," kata Alam kepada awak media.
"Karena takutnya di saat kita mencoba menapaki anak tangga yang lebih tinggi itu, kita terjatuh. Makanya emang harus kita orientasikan kepada proses dan pengalaman," sambungnya.
Alam pun sempat menyoroti banyaknya anak muda yang masih belum bisa mengakses pendidikan, karena keterbatasan finansial. Hal itu yang kemudian ia titipkan kepada ayahnya, untuk bisa lebih meningkatkan dan mengupayakan pada masyarakat, khususnya anak-anak dengan keterbatasan finansial.
"Karena pada dasarnya keadilan dan ketaatan di seluruh Indonesia itulah yang menjadi esensi bagaimana kita bisa meningkatkan kualitas masyarakatnya, pembangunan manusianya, secara bersama-sama," tuturnya.
(cln/apu)