Sepanjang Jalan Jenderal Sudirman hingga Pasar Gede, Kota Solo, malam ini tampak gemerlap oleh deretan lampion dan berbagai ornamen. Kemeriahan ini untuk menyambut Tahun Baru Imlek 2575 Kongzili yang jatuh pada Jumat, 9 Februari 2024.
Pantauan detikJateng, Jumat (2/2) malam, suasana meriah ini kian hangat oleh suara musik pengiring barongsai dari pelataran Kelenteng Tien Kok Sie yang berada di selatan Pasar Gede.
Banyak warga yang berjalan kaki sambil sesekali berfoto dengan latar belakang deretan lampion dan ornamen Imlek. Ada juga yang tampak asyik menonton latihan barongsai sambil menikmati jajanan dari para pedagang yang berjualan di sekitar tugu jam Pasar Gede.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Salah satunya ialah Nafa Melinda (22), warga Sukoharjo. Menurut dia, keberadaan lampion dan berbagai ornamen di kawasan sekitar Balai Kota ini membuat suasana menjelang Tahun Baru Imlek 2024 di Solo menjadi meriah.
"Lebih meramaikan Solo, kotanya jadi lebih hidup, lebih dikenal masyarakat dengan adanya lampion kayak gini. Masyarakat luas juga bisa ikut menikmati," kata Nafa saat ditemui detikJateng di halaman Balai Kota Solo, Jumat (2/2/2024) malam.
Menurut Nafa, keberadaan lampion dan sejumlah ornamen khas Imlek itu tak hanya sekadar jadi tempat menarik buat berfoto. Tapi juga sebagai salah satu bukti bahwa Solo merupakan kota toleran.
"Soalnya semua hari raya dirayakan di Kota Solo. Semua lapisan masyarakat ke sini," ujar dia.
![]() |
Salah satu warga Jebres yang menikmati malam di Balai Kota Solo, Sekar Kinanti (23), mengatakan ada banyak hal yang bisa dipelajari dalam perayaan menyambut Imlek ini.
"Bisa lihat latihan barongsai, cosplay pakai baju China, tahu juga shio-shio di China apa saja. Kita banyak belajar budaya China di sini," kata Sekar.
"Apalagi kalau yang dijual ada makanan khas Solo, nggak cuma makanan modern, pasti semakin banyak yang tertarik. Ya semoga wisatawannya semakin ramai lah di Solo," sambungnya.
Salah satu warga Sukoharjo yang juga menikmati malam di halaman Balai Kota Solo, Afila Vindi (22), berharap agar kemeriahan di Solo juga menular ke kabupaten di sekitarnya.
"Acara-acara itu ramai di Solo. Kalau Sukoharjo itu ramai di Alun-alun, tapi hanya acara tertentu saja. Jadi berharap di Sukoharjo ada kegiatan seperti ini juga. Semuanya ikut andil memeriahkan Imlek, nggak cuma masyarakat Tionghoa saja," ucap Afila.
(dil/dil)