Mengenal 10 Jenis Awan: Definisi, Ciri, Arah Gerak, dan Proses Terbentuknya

Ulvia Nur Azizah - detikJateng
Selasa, 30 Jan 2024 13:57 WIB
Ilustrasi awan Foto: dikhy sasra
Solo -

Awan adalah gabungan uap air dan kristal es di langit. Mereka muncul saat uap air di udara berkumpul dan membentuk awan setelah mencapai tingkat kejenuhan tertentu. Wujud fisik awan, apakah dalam bentuk cair, gas, atau padat, sangat dipengaruhi oleh suhu sekitarnya.

Klasifikasi jenis awan yang digunakan saat ini berasal dari kesepakatan para ilmuwan meteorologi dalam kongres internasional. Kongres tersebut yang diadakan di Munich, Jerman pada tahun 1802 dan Uppsala, Swedia pada tahun 1894.

Berikut ini adalah penjelasan tentang jenis-jenis awan yang detikJateng kutip dari Modul Pembelajaran SMA Geografi Kelas X yang disusun oleh Agus Pratomo, S.Pd.

Jenis Awan Rendah

Awan rendah adalah jenis awan yang terbentuk pada ketinggian kurang dari 2 kilometer di atas permukaan laut. Beberapa jenis awan rendah meliputi Stratocumulus (Sc), Stratus (St), dan Nimbostratus (Ns), masing-masing dengan ciri-ciri dan dampak yang berbeda. Berikut penjelasannya.

1. Stratocumulus (Sc)

Awan Stratocumulus memiliki bentuk yang menyerupai bola-bola yang membentuk lapisan di langit. Seringkali, awan ini menutupi langit dengan pola yang tampak seperti gelombang di laut.

Meskipun tampak tebal, lapisan awan ini sebenarnya cukup tipis dan umumnya tidak menghasilkan hujan. Penampakan Stratocumulus dapat memberikan langit tampilan yang menarik dan seringkali tidak disertai dengan fenomena hujan.

2. Stratus (St)

Awan Stratus adalah jenis awan rendah yang sangat luas dan terbentuk dalam lapisan-lapisan yang melebar. Awan ini memiliki ketinggian di bawah 2.000 meter dari permukaan laut.

Sifatnya yang menyerupai kabut membuatnya seringkali sulit dibedakan antara kabut dan awan Stratus. Namun, Stratus memiliki kemampuan untuk menutupi langit secara keseluruhan, menciptakan suasana yang teduh dan seringkali tanpa hujan.

3. Nimbostratus (Ns)

Awan Nimbostratus memiliki bentuk yang tidak teratur dan tepi yang tidak beraturan. Di Indonesia, awan ini umumnya hanya menyebabkan gerimis tanpa hujan lebat. Meskipun begitu, penyebarannya di langit cukup luas dan dapat menciptakan suasana mendung yang menyeluruh.

Warna awan Nimbostratus cenderung putih kelabu. Pergerakan partikel air di dalamnya dapat menghasilkan hujan ringan atau gerimis.

Jenis Awan Menengah

Awan Menengah terjadi pada ketinggian antara 2-8 km. Beberapa jenis awan menengah yang umum meliputi:

1. Altocumulus (Ac)

Awan Altocumulus memiliki ukuran kecil-kecil, namun seringkali terbentuk dalam kelompok-kelompok besar. Bentuknya mirip bola-bola tebal berwarna putih pucat dengan bagian yang tampak kelabu. Awan ini cenderung bergerombol dan saling bergandengan, menciptakan pola menarik di langit.

2. Altostratus (As)

Awan Altostratus memiliki ukuran yang lebih luas dan tebal. Warna awan ini cenderung kelabu dan dapat menghalangi sebagian sinar matahari, menciptakan efek redup.

Awan jenis ini mungkin menutupi sebagian besar langit, memberikan penampilan seperti lapisan awan yang menyelimuti atmosfer pada ketinggian menengah.

Jenis Awan Tinggi

Awan tinggi terbentuk pada ketinggian antara 3 hingga 18 kilometer di atas permukaan laut. Awan ini selalu terdiri dari kristal-kristal es sebagai akibat dari kondisi lingkungan pada ketinggian tersebut.

Beberapa jenis awan tinggi meliputi Cirrus (Ci), Cirrostratus (Cs), dan Cirromulus (Cc), mari simak karakteristiknya.

1. Cirrus (Ci)

Awan Cirrus memiliki struktur yang halus, sering kali berbentuk seperti serat atau bulu burung. Awan ini cenderung membentuk pita yang melengkung di langit, seolah-olah bertemu di horizon, dan dihiasi oleh kristal-kristal es.

Cirrus tidak memiliki potensi untuk menimbulkan hujan. Kehadirannya justru menjadi tanda kondisi cuaca yang cerah di tingkat atas atmosfer.

2. Cirrostratus (Cs)

Cirrostratus memiliki bentuk seperti kelambu putih yang halus dan merata, menutupi seluruh langit sehingga menciptakan kesan langit yang cerah. Kadang-kadang, awan ini dapat membentuk anyaman yang tidak teratur.

Awan ini sering kali menyebabkan fenomena halo, yaitu lingkaran bercahaya yang mengelilingi matahari atau bulan. Keberadaan Cirrostratus lebih umum terjadi pada musim kemarau.

3. Cirromulus (Cc)

Cirromulus memiliki struktur terputus-putus dan penuh dengan kristal-kristal es, menciptakan tampilan seperti segerombolan domba. Awan ini sering menimbulkan bayangan di permukaan bumi.

Awan cirromulus juga termasuk awan yang tidak memiliki kemampuan untuk menimbulkan hujan. Keberadaannya dapat memberikan variasi menarik pada pemandangan langit tinggi.

Jenis Awan karena Udara Naik

Awan jenis ini terjadi karena udara naik dan muncul pada ketinggian 500-1.500 meter. Terdapat dua jenis awan dalam kategori ini, yaitu awan cumulus dan cumulonimbus. Berikut penjelasan lebih rinci:

1. Awan Cumulus (Cu)

Awan Cumulus terbentuk ketika udara naik pada siang hari. Awan ini memiliki ketebalan yang cukup, dengan puncak yang agak tinggi. Jika terkena sinar matahari hanya dari satu sisi, akan tampak bayangan berwarna kelabu.

Awan Cumulus tidak menimbulkan hujan dan cenderung menjadi pemandangan langit yang indah.

2. Awan Cumulonimbus (Cb)

Awan Cumulonimbus memiliki ukuran besar dan cenderung rendah, dengan puncak yang tinggi dan melebar, sehingga dianggap sebagai awan tebal. Jenis awan ini memiliki potensi untuk menyebabkan hujan dan petir.

Terkadang, di atas awan Cumulonimbus, terdapat awan cirrostratus. Keberadaan awan Cumulonimbus sering terkait dengan kondisi cuaca ekstrem, seperti angin ribut, karena memiliki struktur yang kuat dan tinggi.

Proses Terbentuknya Awan

Mengutip dari buku 'Ensiklopedia Ilmu Pengetahuan Terlengkap' oleh Dedy Ardiansyah, Awan terbentuk melalui proses kondensasi uap air di atmosfer. Ketika sinar matahari mencapai permukaan bumi, udara di sekitarnya menghangat dan naik ke lapisan atmosfer yang lebih tinggi.

Saat naik, udara tersebut mengalami penurunan suhu. Pada suhu yang lebih rendah, uap air dalam udara mengalami kondensasi dan berubah menjadi titik-titik air atau kristal es.

Titik-titik air atau kristal es ini bergabung membentuk partikel-partikel yang sangat kecil. Partikel-partikel ini dapat berkumpul bersama-sama dan terbawa oleh aliran udara, membentuk gumpalan yang kita kenal sebagai awan.

Awan-awan ini terus terbentuk dan berubah-ubah bentuknya karena adanya dinamika atmosfer, termasuk pergerakan udara, suhu, dan tekanan udara.

Sekian penjelasan mengenai jenis-jenis awan. Semoga informasi ini bermanfaat untuk kamu, detikers!



Simak Video "Siap-siap "War" Tiket Indonesia Vs Argentina Segera Dimulai"

(par/ams)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork