Pengertian Majas Lengkap dengan Jenis dan Contohnya

Pengertian Majas Lengkap dengan Jenis dan Contohnya

Ulvia Nur Azizah - detikJateng
Jumat, 19 Jan 2024 14:47 WIB
Pengertian Majas Sinekdoke: Ciri-ciri, Jenis-jenis dan Contohnya
Ilustrasi Pengertian Majas Lengkap dengan Jenis dan Contohnya Foto: Istimewa
Solo -

Penggunaan majas sangat sering dijumpai, baik dalam kalimat percakapan sehari-hari maupun dalam karya sastra. Namun penggunaan majas ini kerap tidak kita sadari. Apa sebenarnya pengertian majas?

Di dalam bahasa Indonesia, dikenal berbagai jenis majas, bahkan jumlahnya lebih dari 20. Tidak heran kalau kita jarang menyadari penggunaan majas dalam percakapan sehari-hari. Apakah kamu tertarik untuk mempelajari majas secara lebih mendalam, Lur?

Mari pelajari pengertian, jenis-jenis majas, lengkap dengan contohnya. detikJateng merangkum penjelasan ini dari buku "Buku Pintar Majas, Pantun, dan Puisi' oleh Ulin Nuha Masruchin dan 'Ultralengkap Peribahasa Indonesia, Majas, Plus Pantun, Puisi, dan Kata Baku Bahasa Indonesia' oleh Nur Indah Sholikhati.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengertian Majas

Majas merupakan gaya bahasa yang digunakan penulis untuk menyampaikan sebuah pesan secara imajinatif dan kias. Tujuan penggunaan majas adalah membuat pembaca mendapat efek tertentu dari gaya bahasa tersebut yang cenderung ke arah emosional. Biasanya, majas bersifat konotasi, kias, atau tidak sebenarnya.

Terdapat dua bentuk kalimat majas, yaitu lisan dan tulisan. Kalimat majas lisan merupakan produk ujaran-ujaran dari lisan dan mulut. Sementara majas tulisan berbentuk produk tertulis atau teks yang umumnya berupa karya fiksi seperti cerpen, puisi, dan sajak.

ADVERTISEMENT

Jenis-Jenis Majas dan Contohnya

Di Indonesia, terdapat empat macam majas turunan, yakni majas perbandingan, majas pertentangan, majas penegasan, dan majas sindiran. Mari pahami setiap jenisnya dengan membaca penjelasan berikut.

A. Majas Perbandingan

Majas perbandingan adalah gaya bahasa yang dipakai untuk membandingkan satu objek dengan objek lainnya untuk memberikan kesan dan efek tertentu kepada pendengar atau pembaca. Selanjutnya, majas perbandingan dibagi lagi ke dalam 15 jenis berikut ini.

1. Majas Personifikasi

Majas personifikasi adalah gaya bahasa yang memperbandingkan fungsi benda-benda mati seolah-olah memiliki sifat seperti makhluk hidup atau manusia. Majas ini menjadikan benda mati seakan-akan bisa mengerjakan sesuatu.

Berikut ini contoh kalimat yang menggunakan majas personifikasi:

  • Ombak laut berkejar-kejaran meraih sang pantai.
  • Semak belukar tersebut beramai-ramai berkumpul di halaman rumah kami.
  • Tampak layangan melambai-lambai dengan bebasnya di langit yang biru.

2. Majas Metafora

Majas metafora merupakan salah satu gaya bahasa yang menyatakan perbandingan analogis antara dua hal yang tidak sama. Majas ini dimaknai sebagai frasa yang implisit tak memiliki arti, tetapi secara eksplisit dapat mewakili sebuah maksud tertentu melalui persamaan ataupun perbandingan.

Berikut ini contoh kalimat yang menggunakan majas metafora:

  • Lionel Messi menjadi mesin pencetak gol klub Barcelona.
  • Subarjo adalah tangan kananku.
  • Si kutu buku itu jarang sekali keluar rumah

3. Majas Eufisme

Majas eufimisme merupakan gaya bahasa yang mengubah atau menggantikan kata yang dipandang kurang pantas dan kasar dengan kata yang lebih pantas. Berikut ini beberapa contohnya:

  • Oknum perwira polisi itu diberhentikan dengan tidak hormat terkena kasus narkoba.
  • Tunanetra itu berjalan beriringan.
  • Maaf, Ibu ini pendengarannya sudah berkurang.

4. Majas Metonimia

Metonimia adalah gaya bahasa yang sering menyebutkan ciri dan merek dari sebuah benda untuk menggantikan benda tersebut. Jenis majas ini sangat sering kita gunakan dalam percakapan sehari-hari, berikut ini contohnya:

  • Pak Harno pergi ke Malang dengan mengendarai honda. (honda = sepeda motor)
  • Ayah selalu menyeruput kapal api setiap pagi. (kapal api = kopi)
  • Ia menyajikan aqua kepada setiap tamu yang datang. (aqua = air mineral dalam kemasan)

5. Majas Asosiasi

Majas asosiasi adalah gaya bahasa yang membandingkan antara dua hal yang sebenarnya sangat berbeda, tetapi sengaja dianggap sama. Biasanya majas ini selalu dibubuhi kata bagai, bagaikan, seumpama, bak, seperti, dan laksana.

Contoh:

  • Semangatnya keras bagaikan baja.
  • Tatapan matanya laksana panah menghujam hatiku.
  • Wajahnya mirip bagai pinang dibelah dua.

6. Majas Simile

Majas Simile adalah gaya bahasa mengungkapkan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan penghubung, seperti "layaknya:, "bagaikan," umpama", "ibarat","bak", dan "bagai". Simile hampir sama dengan majas asosiasi.

Mari simak beberapa contoh majas simile di bawah ini:

  • Dia pemberani bak seekor singa jantan yang tak pernah gentar dengan musuh sekuat apapun.
  • Wataknya seperti batu yang sangat sulit dilunakkan.
  • Wajahnya bercahaya bagaikan rembulan yang selalu menerangi gelapnya malam.

7. Majas Alegori

Majas Alegori adalah gaya bahasa yang menyatakan sesuatu menggunakan kiasan atau penggambaran. Majas ini umumnya mengandung cerita dengan simbol-simbol bermuatan moral.

Penasaran dengan contoh majas alegori? Mari simak beberapa contohnya di bawah ini:

  • Menjalani kehidupan berumah tangga, sama seperti mengarungi samudra dengan sebuah bahtera.
  • Mencari seseorang yang berkepribadian jujur kini bagaikan mencari jarum dalam tumpukan jerami.
  • Menuntut ilmu di waktu kecil bagaikan mengukir aksara di atas batu.

8. Majas Sinekdok

Sinekdok adalah gaya bahasa yang me- nyebutkan sebagian untuk menggan- tikan benda secara keseluruhan atau sebaliknya. Majas sinekdok terdiri atas dua bentuk yakni Pars pro toto dan Totem Pro Parte.

Pars pro toto adalah gaya bahasa yang menyebutkan sebagian benda untuk keseluruhan. Berikut beberapa contohnya:

  • Hingga detik ini ia belum kelihatan batang hidungnya.
  • Per kepala mendapat Rp. 300.000.
  • Dia sudah tak punya urat malu lagi.

Totem pro parte menyebutkan keseluruhan benda, tapi sebenarnya hanya untuk mewakili sebagiannya. Berikut contohnya:

  • Indonesia akan memilih putra terbaiknya untuk menjadi presiden dan wakil presiden.
  • TNI sudah melumpuhkan kawanan teroris.
  • Seluruh tubuhnya bengkak karena jatuh dari tangga.

9. Majas Simbolik

Selanjutnya ada majas simbolik, yaitu gaya bahasa yang menggambarkan sesuatu dengan menggunakan binatang, benda, dan tumbuh-tumbuhan sebagai simbol atau lambang. Berikut adalah beberapa contohnya:

  • Aku tak suka berteman dengan bunglon. (bunglon = tidak berpendirian)
  • Rumah itu hangus dilalap si jago merah. (si jago merah = api)
  • Lintah darat bukan solusi tepat untuk menyelesaikan masalah keuangan (lintah darat = rentenir)

10. Majas Depersonifikasi

Majas depersonifikasi merupakan gaya bahasa yang mengungkapkan benda hidup menjadikan seperti benda mati atau tidak bernyawa. Mari simak beberapa contohnya berikut ini:

  • Andai engkau jadi buku, aku akan jadi penanya.
  • Jika engkau diam membatu, aku akan tinggalkan kau sendiri.
  • Biarkan ku jadi patung untuk masalah ini.

11. Majas Eponim

Majas eponim merupakan gaya bahasa yang menggunakan nama orang sebagai nama tempat. Di Indonesia, majas ini cukup sering digunakan untuk penamaan jalan, bandara, hingga gedung, berikut beberapa contohnya:

  • Bandara Soekarno-Hatta
  • Jalan Slamet Riyadi
  • Gedung Fatmawati

12. Majas Sinestesia

Majas sinestesia merupakan gaya bahasa yang menghubungkan satu indra dengan indra lainnya. Untuk memahami majas sinestesia, mari simak beberapa contohnya di bawah ini:

  • Rian tersenyum kecut ketika mendengar dirinya tidak lulus ujian. (kecut: asam untuk indra pengecap)
  • Obrolan dosenku tidak terlalu pedas di telingaku. (Kata pedas untuk indra pengecap, namun digunakan pada indra pendengaran).
  • Dengan telaten, Ibu mengendus setiap mangga dalam keranjang dan memilih yang berbau manis. (Bau: indera penciuman, Manis: indera pengecapan)

13. Majas Disfemisme

Majas disfemisme merupakan gaya bahasa yang mengungkapkan pernyataan tabu atau yang dirasa kurang pantas sebagaimana adanya. Majas ini terdengar tidak diucapkan karena terasa tidak sopan dan kurang etis.

Di bawah ini terdapat dua contoh kalimat yang menggunakan majas disfemisme.

  • Bolehkah saya meminta izin untuk kencing sebentar?
  • Pantas! Dari kejauhan sudah tercium bau ketiakmu!

14. Majas Aptronim

Majas Aptronim adalah gaya bahasa yang memberi nama yang cocok dengan sifat atau pekerjaan orang. Di bawah ini adalah beberapa contoh majas aptronim:

  • Karena ibunya penjual Soto, ia sering dipanggil Anak Sotoy.
  • Peno kambing adalah temanku yang kesehariannya sebagai blantik kambing.
  • Dirga becak adalah saudara saya di sanggar teater yang sekarang menjadi tukang becak di simpang tiga pasar.

15. Majas Alusio

Majas alusio adalah gaya bahasa yang mengungkapkan sesuatu tidak secara utuh karena sudah dikenal. Di bawah ini terdapat beberapa contoh kalimat yang menggunakan majas alusio:

  • Apakah peristiwa Semanggi bisa terjadi lagi di sini?
  • Kau tahu siapa pemimpin Orba kan?
  • Tragedi Bintaro terulang lagi di Jawa Barat.

B. Majas Pertentangan

Majas pertentangan adalah gaya bahasa yang menjelaskan maksud tertentu dengan menggunakan pernyataan kalimat berlawanan dengan makna yang sebenarnya. Ungkapan yang menggunakan majas pertentangan dapat digunakan untuk memperkuat makna dari sesuatu yang diutarakan.

Gaya bahasa ini juga dimaksudkan untuk menciptakan sebuah kesan estetika pada tulisan, sehingga pembaca merasa terkesan. Berdasarkan jenisnya, majas pertentangan terdiri atas tujuh macam, di antaranya sebagai berikut.

1. Majas Litotes

Majas litotes menggambarkan keadaan dengan kata-kata yang berlawanan artinya dengan kenyataan yang sebenarnya guna merendahkan diri, padahal maksudnya tinggi. Litotes dapat diartikan sebagai ungkapan berupa mengecilkan fakta. Hal ini biasanya untuk menjaga kesopanan atau menghaluskan.

Berikut ini terdapat beberapa contoh kalimat yang menggunakan majas litotes:

  • Terimalah kado tidak berharga ini sebagai tanda terima kasihku.
  • Perjuangan kami hanya setitik air dalam samudra luas.
  • Karangan ini belum sempurna sertakan kritik dan sarannya.

2. Majas Paradoks

Majas Paradoks adalah gaya bahasa yang mengandung pertentangan antara pernyataan dengan fakta yang telah ada. Tiga kalimat di bawah ini menggunakan majas paradoks.

  • Ratih merasa bodoh di tengah orang- orang pintar.
  • Nadia merasa sepi di tengah keramaian pesta.
  • Badannya besar tapi nyalinya kecil.

3. Majas Hiperbola

Majas Hiperbola adalah gaya bahasa yang memberikan kesan yang berlebihan dari kenyataannya agar berkesan lebih.

  • la terkejut setengah mati begitu melihat mayat perempuan tersebut.
  • Tubuhnya tinggal kulit pembalut tulang.
  • Keringatnya menganak sungai

4. Majas Antitesis

Majas antitesis merupakan gaya yang menyebutkan pasangan kata yang saling berlawanan artinya. Di bawah ini adalah beberapa contoh majas antitesis.

  • Tua muda, besar kecil, ikut meramaikan festival itu.
  • Miskin kaya, cantik buruk sama saja di mata Tuhan.
  • Menunda pekerjaan kecil berarti menimbulkan masalah besar.

5. Majas Kontradiksi Interminus

Majas kontradiksi interminus adalah gaya bahasa yang berisi pernyataan yang sifatnya menyangkal hal yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya.

  • Semua benda terselamatkan, kecuali boneka kesayangan Fitri yang hanyut terbawa banjir.
  • Semua hidupnya sudah hancur hanya rumah seisinya yang masih bisa di tempatinya.
  • Dia terkenal orangnya picik namun baik hati sama teman.

6. Majas Oksimoron

Majas oksimoron adalah gaya bahasa yang antar bagiannya menyatakan sesuatu yang bertentangan. Di bawah ini terdapat beberapa contohnya:

  • Hidup bisa saja menjatuhkan kita, tetapi darinya kita bisa belajar apakah kita mau bangkit dan berlari
  • Janganlah bersedih, sebab kegagalan adalah sukses yang tertunda.
  • Sekarang kamu sangat pintar, itu karena dahulu kamu bodoh yang tekun belajar.

7. Majas Anakronisme

Majas anakronisme adalah gaya bahasa yang digunakan untuk menyatakan atau menjelaskan sesuatu yang mengandung ketidaksesuaian antara peristiwa dengan waktu.

Berikut ini terdapat beberapa contoh kalimat yang menggunakan majas anakronisme:

  • Para anak MAPALA lupa menyalakan GPS ketika tersesat di Lembah Ramma.
  • Ternyata selama ini Bandung Bondowoso dan Sangkuriang berteman di Facebook.
  • Setelah perang Bubat berlalu, Majapahit menjual sebagian alutsista melalui website resminya.

C. Majas Penegasan

Majas penegasan merupakan gaya bahasa berkias untuk menyatakan penegasan. Tujuannya adalah meningkatkan kesan dan pengaruhnya terhadap para pembaca maupun pendengar. Biasanya, majas penegasan disampaikan dengan pengulangan kata yang sama.

Terdapat 6 jenis majas yang termasuk dalam kelompok majas penegasan. Mari simak setiap jenis majasnya berikut ini!

1. Majas Pleonasme

Majas pleonasme adalah gaya bahasa yang menggunakan penambahan kata-kata atau keterangan terhadap pernyataan yang sudah jelas tujuan dan maksudnya. Beberapa contoh kalimat di bawah ini menggunakan majas pleonasme:

  • Darah merah itu mengucur deras dari luka di tangannya.
  • Yoga memajukan mobilnya ke depan untuk menghindari tubrukan.
  • Ibu membawa pakaian itu masuk ke dalam rumah setelah semuanya kering.

2. Majas Repetisi

Majas repetisi merupakan majas penegasan yang mengulang frasa, kata, maupun klausa pada sebuah kalimat. Tujuannya adalah menegaskan kembali makna kalimat tersebut. Berikut ini beberapa contohnya:

  • Dialah yang kutunggu, dialah yang kunanti, dan dialah yang kuharapkan.
  • Heru berjanji akan terus berjuang, berjuang, dan terus berjuang demi kebahagiaan istri dan anak-anaknya.
  • Di kala senang ataupun susah, sebaiknya kita sebagai seorang hamba harus senantiasa bersyukur, bersyukur, dan senantiasa bersyukur pada Tuhan, karena semua ini hanya bersifat sementara.

3. Majas Retorik

Majas retorik ini berupa kalimat tanya yang sebenarnya tidak membutuhkan jawaban. Umumnya, baik penanya maupun orang yang ditanya sudah mengetahui jawaban dari pertanyaan tersebut. Berikut ini beberapa contohnya:

  • Mengapa kalian takut jika disuruh jaga malam? Apa kalian pikir mayat-mayat itu akan hidup lagi?
  • Jadi menurutmu, kamu akan lulus walaupun kerjaanmu hanya bermain saja tanpa pernah belajar?
  • Yakin kamu bisa sampai sini dalam waktu lima belas menit dengan berjalan kaki? Kemarin menggunakan motor saja butuh waktu tiga puluh menit untuk sampai.

4. Majas Antiklimaks

Majas antiklimaks mengurutkan kata-kata dalam satu hirarki mulai dari yang tinggi sampai paling rendah. Bisa juga dengan mengurutkan kata-kata dari yang paling kompleks dan menurun sampai hal yang paling sederhana.

Mari perhatikan beberapa contoh kalimat yang menggunakan majas antiklimaks berikut ini:

  • Status Gunung Merapi di Jawa Tengah yang sedang meletus berangsur-angsur menurun dari status awas, siaga, waspada, kembali ke status normal dan warga mulai kembali ke rumah masing-masing.
  • Parkiran di tempat wisata Candi Prambanan penuh dengan berbagai kendaraan, mulai dari bus, mobil, motor, dan sepeda milik para pengunjung.
  • Tata urutan Peraturan Undang-Undang di Indonesia ini bergantung dari yang tertinggi, yaitu UUD 1945, Ketetapan MPR, Undang-Undang, Peraturan Presiden, Peraturan Daerah Provinsi, dan Peraturan Daerah Kota/Kabupaten.

5. Majas Paralelisme

Majas paralelisme mengungkapkan sesuatu dengan menunjukkan titik kesejajaran. Majas paralelisme terdiri dari dua bentuk, yaitu anafora dan epifora. Ciri anafora adalah terdapat pengulangan kata di awal baris. Semenatra epifora memiliki pengulangan kata di akhir baris.

Berikut merupakan contoh paralelisme anafora:

Kepada-Mu aku mengadu
Kepada-Mu aku menyembah
Kepada-Mu aku memohon

Sementara contoh paralelisme epifora dapat dilihat di bawah ini:

Cintaku telah kuberikan
Hartaku telah kuberikan
Bahkan nyawakupun telah kuberikan

6. Majas Tautologi

Majas tautologi menggunakan pengulangan kata yang memiliki makna serupa untuk memberikan penegasan. Biasanya, majas tautologi menggunakan kata-kata bersinonim. Contoh penggunaan majas tautologi terdapat di bawah ini:

  • Oleh karena itu, ingatlah selalu pada Tuhanmu, maka kita dapat menjauhkan diri dari sifat buruk, pikiran negatif, dan hal kotor yang dapat merusak diri kita.
  • Kamu pernah berjanji untuk selalu ada di sampingku dalam suka dan duka, dalam tawa dan tangis, serta dalam bahagia dan nestapa.
  • Selama ini aku menunggu. Selama ini aku menanti. Selamai ini aku mengerti. Kau pasti akan kembali.

D. Majas Sindiran

Majas sindiran adalah gaya bahasa yang mengungkapkan sindiran terhadap seseorang/ sesuatu. Penggunaan majas ini bertujuan untuk mengungkapkan maksud atau gagasan dengan cara menyindir guna meningkatkan kesan dan makna kata terhadap pembaca atau pendengar.

Majas sindiran terbagi menjadi lima jenis, yaitu majas ironi, sinisme, sarkasme, satire, dan innuendo. Mari simak penjelasan lebih lengkapnya berikut ini.

1. Majas Ironi

Dari semua jenis majas sindiran, ironi merupakan yang paling halus. Majas yang satu ini mengungkapkan makna dengan sindiran halus, berupa kata-kata yang bertentangan dengan makna sesungguhnya.

Berikut adalah beberapa contoh kalimat yang menggunakan majas ironi:

  • Bagus sekali kamu, sukanya mencoret-coret tembok.
  • Tulisannya terlalu bagus sampai susah dibaca.
  • Cepat benar kau datang sehingga para undangan telah lama meninggalkan tempat ini.

2. Majas Sinisme

Majas sinisme merupakan salah satu majas yang mengungkapkan sindiran secara kasar. Umumnya, majas ini digunakan untuk mencemooh atau mengkritik sesuatu. Mari simak beberapa contohnya dibawah ini:

  • Bau mulutmu sungguh memabukkan. Kapan terakhir kali kau menyikat gigi?
  • Apakah dia tidak punya hati? Teganya meninggalkan anak dan istrinya begitu lama.

3. Majas Sarkasme

Majas sarkasme disampaikan dengan menggunakan konotasi yang kasar dan blak-blakan. Majas ini merupakan kelas tertinggi dari jenis majas sindiran karena mengungkapkan sindiran secara langsung dengan kata-kata yang kasar dan keras.

Kebanyakan orang akan menggunakan majas sarkasme ketika orang tersebut sedang marah besar. Berikut adalah beberapa contoh dari majas sarkasme:

  • Orang yang memiliki IQ rendah sepertimu tidak akan pernah bisa lulus dari ujian.
  • Putih benar wajahmu, sampai bisa disendoki bedaknya.
  • Kamu hanya sampah masyarakat tahu!

4. Majas Satire

Majas satire menggunakan ungkapan-ungkapan seperti pada majas sarkasme dan ironi untuk menguatkan makna. Terkadang, majas satire digunakan untuk mengejek atau menertawakan sesuatu. Berikut contoh penggunaan majas satire:

  • Percuma saja aku memiliki adik yang bertubuh besar, bahkan untuk mengangkat pot bunga ini saja kau tak bisa diharapkan.
  • Apa kau tidak memiliki baju yang lain? Tiap kali kita pergi kau mengenakan kostum yang sama.
  • Matamu buta, ya? Barang sebesar ini kau tidak dapat melihatnya. Ah yang benar saja, mungkin kau harus memakai kacamata atau kaca pembesar.

5. Majas Innuendo

Terakhir, terdapat majas innuendo yang dipakai untuk menyindir seseorang dengan cara mengecilkan suatu fakta. Fakta yang dimaksud yaitu fakta yang tengah ditakuti oleh seseorang yang hendak kita sindir.

Dengan menggunakan majas ini, fakta yang ditakutkan seseorang tersebut dikecilkan (atau seolah diremehkan), sehingga seseorang yang disindir tersebut menjadi tak terlalu mengkhawatirkan fakta tersebut.

Berikut ini adalah beberapa contoh penggunaan majas innuendo:

  • Kau tak usah tak takut. Anggap saja penonton yang ada di sana seperti rumput-rumput yang bergoyang diterpa angin.
  • Kamu bisa berhenti untuk bersikap seolah-olah ingin mati. Kamu mungkin hanya gagal menjadi juara di kejuaraan, bukan berarti kamu kehilangan separuh nyawamu.
  • Kau tak perlu khawatir tidak diterima di universitas yang kau tuju. Lagian, kau hanya ditolak oleh satu universitas, bukan ditolak oleh seluruh alam semesta.

Demikian penjelasan tentang pengertian majas lengkap dengan jenis-jenis serta contohnya. Semoga bermanfaat!




(par/cln)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads