Seorang pria ditemukan tewas di tengah kolam pembuangan limbah Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) Kota Semarang. Pria tersebut diketahui mengenakan baju berwarna oranye bertuliskan 'Bawaslu'.
Kanit Reskrim Polsek Genuk, AKP Sajudin mengatakan berdasarkan laporan, ada saksi yang melihat mayat tertelungkup di salah satu kolam limbah sekitar pukul 08.00 WIB. Mendapat laporan tersebut pihak kepolisian mendatangi lokasi. Upaya evakuasi dilakukan bersama tim Inafis dan relawan.
"Jadi ada laporan dari masyarakat, pada pagi hari tadi sekitar jam 08.00 ada penemuan mayat di IPLT milik Disperkim, ini pembuangan limbah dan kita cek TKP bersama piket fungsi dan pawas dan ada kemudian kita panggil Inafis," kata Sajudin di lokasi, Genuk, Semarang, Senin (22/1/2024).
Evakuasi dilakukan dibantu alat berat berupa ekskavator. Salah satu relawan naik ke pengeruk ekskavator yang diarahkan ke atas korban, kemudian jenazah korban digiring ke tepian menggunakan kayu. Setelah itu korban diangkat dan dimasukkan ke kantong jenazah.
"Setelah berhasil mengambil, kita identifikasi, ternyata di tubuh korban belum ada identitas secara pasti. Namun secara fisik laki-laki kisaran umur 25-35 tahun," ujarnya.
Ciri lain yang bisa terlihat yaitu baju berwarna oranye dengan tulisan 'Bawaslu'. Meski demikian belum bisa dipastikan apakah korban petugas dari Bawaslu.
"Itu belum kita pastikan karena identitas belum identifikasi. Pakaian berwarna oranye, untuk tulisan ada dari Bawaslu tapi harus kita dalami apakah itu petugas dari Bawaslu atau tidak," kata Sajudin.
Belum ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Meski demikian jenazah dibawa ke kamar mayat RSUP dr Kariadi Semarang untuk dilakukan visum sehingga diketahui penyebab kematiannya.
"Setelah ini kita bawa ke RS Kariadi untuk kita lakukan visum luar dan mungkin diperlukan visum dalam atau autopsi untuk mengetahui penyebab kematiannya. Baru nanti kita akan menginformasikan terkait kematian apakah ada tanda-tanda kekerasan atau mati karena kecelakaan, dan sebagainya," tegasnya.
Saat ini proses penyelidikan masih dilakukan termasuk menanyai para pekerja proyek tol apakah merupakan salah satu pekerjanya. Hingga saat ini belum ada yang mengenali korban.
"Nanti kita akan konfirmasi terkait dengan pendalaman Disperkim apakah terkait ada sebelah ada proyek tol, walaupun itu ada pembatas kali, itu karena dekat proyek tol kita akan dalami apakah orang boleh masuk ke proyek limbah ini," jelas Sajudin.
Sajudin juga mengimbau bagi masyarakat yang merasa kehilangan anggota keluarga berjenis kelamin laki-laki berusia sekitar 25-35 tahun bisa melapor ke Polsek Genuk atau kantor polisi terdekat.
(aku/apl)