Revitalisasi Alun-alun Utara dan Alun-alun Selatan Keraton Kasunan Surakarta Hadiningrat atau Keraton Solo telah dimulai. Para pekerja di Alun-alun Utara sudah mulai mengeruk tanah menggunakan ekskavator.
Salah satu kerabat Keraton Solo, Kanjeng Pangeran (KP) Eddy Wirabhumi mengatakan revitalisasi Alun-alun Keraton Solo sudah dilaksanakan sekitar seminggu lalu. Tradisi wilujengan pun telah dilaksanakan sebagai penanda bahwa revitalisasi alun-alun sudah dimulai.
"Ini dimulai kira-kira seminggu yang lalu. Sebelum mulai itu di Alun-alun selatan maupun utara juga sudah ada wilujengan, tapi namanya Pepak Alit, untuk dia memulai pertama. Tapi Keraton memang biasa begitu, lalu sambil cari hari baik untuk wilujengan Pepak Agengnya. Nah Pepak Agengnya itu kemarin," kata Eddy saat dihubungi detikJateng, Minggu (21/1/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Eddy berujar, revitalisasi alun-alun yang akan dilaksanakan sekira 7 bulan itu akan berdampak pada ditiadakannya pelaksanaan pasar malam di alun-alun selatan. Para pedagang di sana juga akan terdampak. Kini tengah dilakukan identifikasi mengenai nasib para pedagang itu ke depannya.
"Pengerjaan alun-alun utara itu alun-alunnya saja. Tapi kalau alun-alun selatan itu alun-alun dan lingkungannya, termasuk pedagang," ujar Eddy.
"Itu mungkin yang dikerjain yang timur, pedagangnya sementara ke barat gitu, dan sebaliknya," sambung dia.
Eddy mengatakan, pihak keraton akan terus berkoordinasi dengan pemerintah agar Alun-alun yang termasuk sebagai cagar budaya itu tidak akan kehilangan nilai-nilainya sebagai living heritage.
Pihak Keraton Solo juga akan terus mengawal agar setelah direvitalisasi, Alun-alun bisa memberikan manfaat kepada pertumbuhan ekonomi dengan tidak menghilangkan sisi kebudayaannya.
"Karena bangunan ini mempunyai nilai-nilai sejarah, apalagi juga masih digunakan sebagai kegiatan budaya, itulah yang menjadi nilai lebih. Jangan sampai kemudian revitalisasi tadi mengurangi poin-poin pentingnya itu tadi, kalau bisa syukur-syukur bertambah gitu," ucap Eddy.
"Itu memang gampang diomongin, tapi susah dibuat konsep dan dipraktikkan. Tapi ya kita sama-sama berusaha, mudah-mudahan keraton bersama pemerintah bisa menuju ke sana, sehingga adanya keraton ini juga memberi kontribusi positif untuk masyarakat, untuk kota, untuk bangsa," imbuh dia.
Menurut Eddy, ada kesan bahwa revitalisasi alun-alun seperti tergesa-gesa, sehingga beberapa kali harus mundur pengerjaannya. Oleh karena itu, kata Eddy, perlu diadakan diskusi lebih dalam terkait revitalisasi alun-alun, contohnya soal pasir Alun-alun utara yang rencananya akan direvitalisasi dengan pasir pantai selatan.
"Tadinya karena ada yang ngotot itu alun-alun harus diganti pasir laut pantai selatan, tapi kemudian kan kita cari referensi, tidak ada itu tentang itu. Lalu masih belum percaya, dilakukan penggalian kan di beberapa titik alun-alun, di semua titik itu ditemukan pasir memang ketebalan 20 cm kira-kira, tapi bukan pasir laut. Ternyata itu pasir sungai, pasir dari gunung gitu-gitu lah," ungkap Eddy.
Hal itulah yang menurut Eddy perlu didiskusikan lebih lanjut dan dikaji ulang. Terlepas dari itu semua, dia tetap berharap revitalisasi Alun-alun Keraton Solo dapat memberikan manfaat bagi lingkungan sekitar, khususnya masyarakat Kota Solo.
"Masa proyeknya ini 7 bulan, nah nanti pelaksanaannya itu apakah pas atau kurang atau lebih saya rasa itu hal yang biasa. Karena ada faktor-faktor alam, faktor-faktor lain, yang mempengaruhi tentang tepat waktunya proyek itu," pungkas Eddy.
(dil/dil)