Kemajuan teknologi mampu memberikan manfaat baik bagi semua orang, tetapi sebaliknya dapat memicu terjadinya aksi cyberbullying. Lalu apa itu cyberbullying?
Diketahui bahwa cyberbullying saat ini menjadi salah satu kekhawatiran di kalangan masyarakat. Istilah tersebut merujuk pada aktivitas di sosial media yang memberikan efek negatif terhadap orang lain. Bukan hanya orang dewasa, remaja hingga anak-anak bisa berpeluang mengalami cyberbullying.
Lantas apa itu cyberbullying yang kini menjadi fenomena memprihatinkan di tengah masyarakat? Agar lebih memahami tentang cyberbullying, berikut detikJateng telah merangkum informasinya secara lengkap.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apa Itu Cyberbullying?
Cyberbullying berasal dari kata 'cyber' yang berarti dunia maya dan 'bullying' yang bermakna intimidasi atau perundungan. Mengutip laman resmi UNICEF, pengertian cyberbullying adalah penindasan yang dilakukan dengan menggunakan teknologi digital. Bukan hanya terjadi di media sosial saja, melainkan juga telepon seluler, platform belanja, hingga platform game.
Diketahui bahwa perilaku cyberbullying terjadi berulang-ulang. Pelaku melakukannya untuk menakut-nakuti, membuat marah, hingga mempermalukan orang-orang yang menjadi sasaran alias korban.
Lebih lanjut dijelaskan dalam laman Very Well Health, cyberbullying banyak menyerang anak-anak hingga remaja. Sayangnya banyak yang mengabaikannya dan menanggapinya bagian dari masa pertumbuhan. Padahal cyberbullying yang tidak ditangani dengan baik justru dapat menimbulkan konsekuensi dalam hal kesehatan mental.
Contoh Cyberbullying
Lantas seperti apa contoh cyberbullying di dunia nyata? Masih merujuk dari sumber yang sama, secara umum aktivitas cyberbullying terbagi menjadi tiga. Berikut hal yang dimaksud:
- Menyebarkan kebohongan atau mengunggah foto dan video memalukan seseorang.
- Mengirimkan pesan, gambar, maupun video yang menyakitkan, kasar, hingga ancaman.
- Meniru identitas seseorang dan mengirimkan pesan jahat kepada orang lain atas nama orang tersebut melalui akun palsu.
Meskipun kebanyakan perilaku cyberbullying hanya terdiri dari ketiga aktivitas tadi, tetapi jangkauan contohnya lebih luas lagi. Berikut contoh-contoh cyberbullying yang patut untuk menjadi perhatian bagi setiap orang:
- Pelecehan berupa komentar, pesan teks, atau email ancaman yang bertujuan untuk membuat korban merasa takut hingga malu terhadap dirinya sendiri;
- Menggunakan obrolan grup untuk menyudutkan hingga merundung satu orang;
- Memberikan komentar yang merendahkan seseorang dengan menyerang ras, jenis kelamin, orientasi seksual, status ekonomi, hingga hal yang lain;
- Membagikan hal-hal jahat atau hoaks di media sosial untuk menyakiti orang lain di depan umum;
- Mencoba berpura-pura menjadi orang lain yang tertindas di dunia hanya untuk mempermalukan dan menyakitinya di depan umum;
- Meretas profil seseorang secara online dan mengeditnya menjadi sesuatu yang berbahaya atau tidak pantas;
- Menciptakan kepribadian palsu untuk mengelabui seseorang untuk menjalin hubungan dengannya hanya untuk keuntungan pribadi atau sebagai lelucon semata;
- Membuat profil palsu menggunakan nama korban untuk memposting komentar yang tidak pantas dan kasar di halaman orang lain;
- Mengambil foto seseorang tanpa persetujuannya untuk merendahkan atau mempermalukannya;
- Berbagi atau memposting gambar yang tidak senonoh kepada khalayak umum untuk mempermalukan target;
- Membagikan informasi pribadi seseorang di situs publik yang membuat mereka merasa tidak aman;
- Menindas seseorang secara fisik di sekolah dan meminta orang lain untuk merekamnya agar dapat ditonton oleh banyak orang;
- Menyebarkan rumor tentang seseorang.
Dampak Cyberbullying
Berdasarkan sejumlah contoh yang telah dipaparkan sebelumnya menunjukkan bahwa cyberbullying merupakan sebuah bentuk kejahatan yang merugikan pihak korban. Meskipun perilaku tersebut dilakukan secara online, tetapi dampak yang dirasakan korban tetaplah sama seperti penindasan yang terjadi secara langsung.
Bahkan dampak cyberbullying dapat bertahan lama dan membuat korban merasa tidak memiliki jalan keluar atas kejadian tersebut. Lalu seperti apa dampak cyberbullying? Masih dijelaskan dalam laman resmi UNICEF, dampak cyberbullying dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori berbeda. Berikut kategori yang dimaksud:
- Secara mental: merasa kesal, malu, bodoh, takut, hingga tak jarang marah.
- Secara emosional: merasa malu atau kehilangan minat pada hal-hal yang sebelumnya disukai.
- Secara fisik: lelah, merasa kurang tidur, hingga mengalami gejala seperti sakit perut dan sakit kepala.
Masih merujuk dari laman Very Well Health, penelitian menunjukkan terdapat banyak dampak negatif cyberbullying. Bahkan beberapa di antaranya bisa memicu masalah kesehatan mental yang parah.
Selain itu, ada sejumlah efek cyberbullying lain yang kemungkinan dialami oleh para korban. Adapun efek negatif yang dimaksud antara lain:
- Depresi
- Gangguan tidur
- Gangguan kecemasan
- Stres yang meningkat
- Sakit perut hingga masalah pencernaan
- Perasaan kesepian
- Merasa terisolasi
- Tidak merasa aman
- Muncul perasaan tidak berdaya
- Sering kali merasa putus asa
Nah, itulah tadi mengenai contoh cyberbullying dan dampak yang akan dirasakan oleh korban. Semoga informasi ini bermanfaat!
(aku/cln)