Safari 9 Hari, Mikail Baswedan dan Rahma Muhaimin Kunjungi 8 Kota

Safari 9 Hari, Mikail Baswedan dan Rahma Muhaimin Kunjungi 8 Kota

Anang Firmansyah - detikJateng
Selasa, 16 Jan 2024 18:13 WIB
Mikail Azizi Baswedan dan Rahma Arifa Muhaimin yang tergabung dalam tim Ekspedisi Perubahan saat bertemu dengan anak muda di Purwokerto, Banyumas, Selasa (16/1/2024).
Mikail Azizi Baswedan dan Rahma Arifa Muhaimin yang tergabung dalam tim Ekspedisi Perubahan saat bertemu dengan anak muda di Purwokerto, Banyumas, Selasa (16/1/2024). Foto: Anang Firmansyah/detikJateng
Banyumas -

Anak calon presiden Anies Baswedan, Mikail Azizi Baswedan bersama anak calon wakil presiden Muhaimin Iskandar, Rahma Arifa Muhaimin menemui anak muda di Purwokerto, Kabupaten Banyumas. Mereka tergabung dalam Tim Ekspedisi Perubahan.

Ditemui usai acara, Mikail menjelaskan Purwokerto menjadi kota ke-8 yang dikunjungi dalam Ekspedisi Perubahan. Sebelumnya mereka sudah berkeliling di dua provinsi.

"Kita rangkaian sudah 9 hari, mengunjungi 8 kota. Provinsi Banten, Jabar, sekarang di Jateng. Ke depannya kita juga mampir ke Jogja, Jatim, dan Jakarta. Ekspedisi Perubahan kali ini masih di Pulau Jawa," kata Mikail kepada wartawan, Selasa (16/1/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ekspedisi ini menurutnya untuk menyerap aspirasi masyarakat. Khususnya yang masih dalam usia muda.

"Ini inisiatif anak-anak Ubah Bareng. Kita melihat teman-teman Ubah Bareng memiliki rencana keliling ekspedisi tidak hanya mempelajari tapi juga untuk mengumpulkan aspirasi anak muda dan di situ kami tertarik. Kami putuskan untuk ikut," terangnya.

ADVERTISEMENT
Mikail Azizi Baswedan dan Rahma Arifa Muhaimin yang tergabung dalam tim Ekspedisi Perubahan saat bertemu dengan anak muda di Purwokerto, Banyumas, Selasa (16/1/2024).Mikail Azizi Baswedan dan Rahma Arifa Muhaimin yang tergabung dalam tim Ekspedisi Perubahan saat bertemu dengan anak muda di Purwokerto, Banyumas, Selasa (16/1/2024). Foto: Anang Firmansyah/detikJateng

Aspirasi tersebut nantinya akan diteruskan kepada ayahnya, Anies Baswedan, sebagai bahan pertimbangan untuk program selanjutnya. Mikail menyebut banyak dari kalangan masyarakat yang mengeluhkan soal pupuk, lapangan pekerjaan, dan harga bahan pokok yang tidak stabil.

"Masukan-masukan dan catatan itu jadi PR kita untuk bapak. Kalau dikumpulin kurang lebih banyak keluhan soal pupuk di pertanian. Kalau untuk anak muda untuk lapangan kerja. Tapi kalau ibu-ibu yang dikeluhkan adalah harga bahan pokok," ujarnya.

"Tapi itu bisa dibilang saling nyambung. Karena soal pupuk petani tidak mendapatkan kepastian untuk menjual. Dan itu nyambung karena banyaknya impor. Kita bergantung pada negara lain. Itu nyambung lapangan kerja. Karena dalam kotanya sendiri bergantung pada kota lain. Proyek-proyek semua pekerjaan dari luar ke dalam. Sedangkan dalam banyak yang keluar," tambahnya.

Sementara itu, Rahma menambahkan, selain permasalahan tersebut banyak juga anak muda yang memberikan aspirasi soal layanan transportasi publik. Bahkan dari kalangan anak muda ada juga yang memberikan masukkan soal perjalanan haji.

"Tadi sudah disampaikan sama anak-anak muda teman kami semua di sini dari mulai soal transportasi publik terus komunitas ilustrator dan pekerja kreatif di sini ada juga soal UMKM brand-brand Indonesia, ada soal haji juga bahkan dan banyak aspirasi-aspirasi yang sudah diskusikan bareng," jelasnya.

Dari masukkan tersebut menurutnya banyak yang nantinya menjadi catatan untuk diteruskan kepada ayahnya, Cak Imin.

"Kita rangkaian ekspedisi perubahan dari berbagai tempat. Jadi kita setiap tempat nyatat, di situ nanti kita jadikan masukkan. Bisa kita bawa langsung ke orang tua kita ataupun ke tim orang tua kita," ungkapnya.

Ia berharap agar anak muda khususnya pemilih pemula untuk terlibat dalam kontestasi politik. Sebab semakin anak muda kritis akan berpengaruh dalam iklim demokrasi.

"Harapannya semoga anak muda Indonesia di tahun politik kayak gini banyak yang pemilih pemula, ada juga yang sudah beberapa kali memilih tetapi kesempatan mereka menjadi anak muda di sebuah kontestasi pemilihan umum salah satu yang terbesar di dunia bisa jadi orang yang benar-benar kritis dan komunikatif terhadap aspirasinya. Karena populasi anak muda yang gede ini sangat menentukan ke arah mana. Semakin kritis anak muda semakin sehat demokrasi kita," pungkasnya.




(rih/ahr)


Hide Ads