Perdagangan daging anjing di Solo masih marak dan dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Peternakan (DPKPP) Kota Solo mendata ada 27 warung yang menjual olahan daging anjing.
Kepala DPKPP Solo, Eko Nugroho Isbandijarso mengungkap, berdasarkan pendataan, ada puluhan warung daging anjing yang beroperasi di Solo. Warung tersebut membutuhkan 90 hingga 100 ekor anjing setiap harinya.
"Kalau di kami data sekitar warung ada 27 pendataan kita berapa daging sehari kurang lebih 90-100 ekor per hari dari 27 itu," beber Eko dihubungi wartawan, Jumat (12/1/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Eko mengatakan 27 pedagang daging anjing itu berjualan dengan sembunyi-sembunyi.
"Iya (sembunyi-sembunyi). Walaupun secara ini kita juga mengadakan pemeriksaan walaupun yang dilakukan beberapa tentang adanya rabies mengambil sampel anjing, belum pernah ada positif," ungkapnya.
Eko mengatakan, anjing masuk ke daging ilegal. Dirinya juga telah melakukan komunikasi dan edukasi terkait masalah tersebut.
"Karena anjing termasuk ilegal kita pendekatan sebatas ada komunikasi dan edukasi kita kalau masalah itu ya, kita lakukan sosialisasi dengan penjual anjing itu dan masyarakat dengan efek negatif," katanya.
Menurunnya, penjualan daging anjing sulit diberhentikan lantaran adanya peminat di Kota Solo terhadap masakan daging anjing. Ia mengaku bahwa untuk kebutuhan daging anjing dipasok dari Jawa Barat.
"Namun sampai saat ini belum berhasil karena budaya kesukaan mengonsumsi daging anjing dan bahan daging dari Jawa Barat, adanya semacam kebutuhan dan produsen serta konsumen masih berlangsung," bebernya.
Menindaklanjuti hal itu, Pemkot Solo nantinya akan membuat Surat Edaran (SE) bersama Sekretaris Daerah pekan depan tentang imbauan untuk tidak melakukan peredaran daging anjing
"SE akan kita bahas dengan Pak Sekda besok Selasa, kalau SE nanti dalam bentuk imbauan belum bisa dalam tindakan. Isinya hanya imbauan untuk tidak melakukan penjualan," bebernya.
Selama SE belum dibuat, pihaknya masih melakukan sosialisasi dan edukasi mengenai bahaya daging anjing. Pihaknya juga masih mengacu pada surat edaran dari SE Dirjen Peternakan dan kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah.
"Kami akan terus edukasi dan sosialisasi bahaya mengkonsumsi daging anjing ditengarai adanya bakteri yang bisa menular. Iya besok SE diturunkan tingkat kota," tutupnya.
(aku/apl)