Investigasi LPSK Ungkap Anak Ketua DPRD Boyolali Ikut Dikeroyok Oknum TNI

Nasional

Investigasi LPSK Ungkap Anak Ketua DPRD Boyolali Ikut Dikeroyok Oknum TNI

Rizky Adha Mahendra - detikJateng
Rabu, 10 Jan 2024 19:25 WIB
Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi. (Goklas Wisely/detikSumut)
Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi. (Foto: Goklas Wisely/detikSumut)
Solo -

Kasus relawan Ganjar yang dikeroyok oleh oknum prajurit TNI di Boyolali, diinvestigasi oleh Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK). LPSK mengungkap hasil investigasinya hari ini.

Dilansir detikNews, LPSK menyebut total korban pengeroyokan tersebut berjumlah tujuh orang. Salah satu korban adalah anak dari Ketua DPRD Boyolali.

Wakil Ketua LPSK, Edwin Partogi Pasaribu mengatakan dari tujuh korban, tiga di antaranya merupakan pengendara sepeda motor dengan knalpot brong, satu korban pembonceng motor, sementara tiga korban lain disebut tidak berhubungan dengan sepeda motor berknalpot brong tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tiga ini berusaha melerai melindungi korban dua lagi orang yang sedang melihat peristiwa saja kemudian jadi sasaran dari oknum aparat TNI tersebut. Salah satu korban anak Ketua DPRD Boyolali," kata Edwin kepada wartawan di kantornya, Rabu (10/1/2024).

Edwin mengatakan korban berinisial JIP (22), berstatus sebagai mahasiswa. Ayah korban diketahui juga merupakan pengurus PDIP Boyolali.

ADVERTISEMENT

Dia mengatakan JIP ditelepon ayahnya untuk memantau situasi di sekitar lokasi kejadian. Sebab, ayahnya menerima informasi ada keramaian di sana.

Kemudian korban memarkir mobilnya di ruko seberang lokasi kejadian. Setelahnya, korban mengambil gambar situasi di sekitar lokasi.

"Ketika dia ambil gambar di situ, tentara langsung menghampirinya dan melakukan penganiayaan ke JIP, dan membawanya masuk ke dalam markas," ungkapnya.

LPSK Sebut Pengeroyokan Tak Terkait Kampanye

Edwin sebelumnya mengatakan, LPSK telah melakukan investigasi terkait relawan capres Ganjar Pranowo yang dikeroyok oleh oknum prajurit TNI di Boyolali, Jawa Tengah. Dia menyebut peristiwa itu tak ada hubungannya dengan kampanye capres.

"Peristiwa ini dalam temuan kami tidak ada hubungannya dengan kampanye salah satu paslon. Bahwa para korban adalah pendukung salah satu paslon, iya. Tetapi yang menjadi stimulusnya adalah penggunaan knalpot tidak standar," katanya.

"Para korban ini ketika mereka sedang berjalan perorangan, bukan konvoi, bukan rombongan. Kemudian ini yang memancing peristiwa kekerasan itu terjadi," ujarnya.




(aku/rih)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads