Pelaksanaan debat ketiga calon presiden akhir pekan lalu menyisakan pro dan kontra soal kerahasiaan negara di bidang pertahanan. Dewan Penasihat Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud Md, Yenny Wahid pun memberikan tanggapan.
Ditemui awak media di Magelang, Yenny menuturkan data mengenai strategi pertahanan memang harus rahasia. Namun, transparansi data anggaran pertahanan dibuka ke publik.
"Harus dibedakan data itu, data tentang strategi pertahanan itu memang harus rahasia dan kita melihat itu tidak ditanyakan dalam debat. Yang menjadi fokus debat itu kan adalah data tentang anggaran pertahanan seperti apa alokasinya, untuk kebutuhan apa," kata Yenny di sela-sela menghadiri Pembekalan Rajut (Relawan Tindak Lanjut) Magelang untuk pemenangan Ganjar-Mahfud di Desa Bambusari, Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang, Rabu (10/1/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia kemudian mempertanyakan dengan penambahan anggaran pertahanan, mengapa MEF (Minimum Essential For) menurun.
"Kenapa kemudian justru dengan penambahan anggaran pertahanan, justru yang namanya MEF (Minimum Essential Force) kita, itu kebutuhan kekuatan paling minim untuk sebuah pertahanan itu malah menurun. Jadi antara uang yang digelontorkan sama MEF-nya nggak sebanding, nggak imbang, itu yang menjadi pertanyaan. Dan saya rasa wajar ditanyakan karena ini berkaitan dengan postur pertahanan kita," kata Yenny.
Puteri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid itu mengatakan, Indonesia punya kebutuhan strategis untuk menjadi pemimpin di kawasan Asia Tenggara dalam hal keamanan dan letak geografis.
"Apalagi ada sejarah soal konflik di Laut China Selatan dan sebagainya. Jadi, postur pertahanan yang kuat itu menjadi penting. Lha ini, rakyat pasti akan ikhlas kalau anggaran ditambah, tapi juga postur pertahanan kelihatan kuat, tapi ini kan terjadi sebaliknya," ujarnya.
Yenny Wahid lalu menyoroti terkait kesejahteraan prajurit. Dia mempertanyakan bagaimana orang yang diminta mempertahankan negara kesejahteraannya kurang diperhatikan.
"Itu kan fokusnya Ganjar-Mahfud seperti itu. Dan semua paslon (Ganjar dan Anies) juga sama mempertanyakan itu, saya (kira) itu menjadi sebuah hal yang wajar," katanya.
Saat disinggung apakah debat kemarin bukan serangan personal, kata Yenny, yang diinginkan adanya transparansi anggaran.
"(transparansi anggaran) Ini pastinya menjadi aspirasi hampir seluruh rakyat Indonesia. Kita menginginkan anggaran jelas, dipakai untuk apa saja. Kenapa harus pesawat bekas misalnya kan harus dijawab dan kenapa sebetulnya sebagian sudah dijawab Pak Prabowo, tapi ada hal-hal lain yang menjadi pertanyaan dari paslon 1 dan 3 yang jangan dijawab di ruang tertutup, rakyat juga menginginkan data itu dibuka ke publik," pungkasnya.
(apu/ahr)