Mantap! Warga Karanganom Klaten Iuran Rp 5.000 Bayar Penjaga Perlintasan KA

Mantap! Warga Karanganom Klaten Iuran Rp 5.000 Bayar Penjaga Perlintasan KA

Achmad Hussein Syauqi - detikJateng
Minggu, 07 Jan 2024 17:56 WIB
Perlintasan kereta api sebidang Desa Karanganom, Kecamatan Klaten Utara, Klaten, Minggu (7/1/2024).
Foto: Perlintasan kereta api sebidang Desa Karanganom, Kecamatan Klaten Utara, Klaten, Minggu (7/1/2024). (Achmad Hussein Syauqi/detikJateng)
Klaten -

Warga Desa Karanganom, Kecamatan Klaten Utara, Klaten sepakat iuran Rp 5.000 per bulan per rumah. Iuran itu digunakan untuk honor penjaga perlintasan kereta api sebidang di desanya.

"Iya honornya dari iuran warga dua RW dan dari pemerintah desa, juga dari kotak itu (di perlintasan). Per bulan iuran Rp 5.000," ungkap relawan penjaga perlintasan Desa Karanganom, Kecamatan Klaten Utara, Yoni Muso'im kepada detikJateng, Minggu (7/1/2024) siang.

Menurut Yoni, perlintasan di desanya tersebut dijaga sekitar sebulan ini. Penjagaan dilakukan karena jalur tersebut semakin ramai oleh pengguna jalan dan padat kereta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sebelumnya tidak dijaga tapi karena semakin ramai akhirnya dijaga. Saya mengajukan diri menjaga tapi sebelumnya kerja ngojek," terang Yoni.

Dikatakan Yoni, bekerja menjadi penjaga lintasan sebidang tidak resmi memang tantangan tersendiri. Modalnya harus konsentrasi karena menyangkut warga.

ADVERTISEMENT

"Cuma perlu konsentrasi karena menyangkut warga. Untuk kode kereta api mau lewat komunikasi dengan handy talkie (HT) dari perlintasan resmi, baru kita tutup," kata Yoni.

Soal honor, Yoni enggan menyebut tetapi dirinya ikhlas untuk menjaga warga. Bertugas jaga dengan sistem sif pagi sampai malam setiap hari bersama satu temannya.

"Dijaganya pagi jam 05.00 WIB sampai jam 23.00 WIB malam. Tapi kalau ada kematian atau pengajian ya bisa dibuka. Jaga pagi jam 05.00- 14.00 WIB lalu pukul 14.00- 23.00 WIB," imbuh Yoni.

Hadi, warga setempat mengatakan iuran Rp 5.000 per bulan sudah jadi kesepakatan dua dusun. Selaku warga tidak keberatan karena demi keamanan warga.

"Tidak keberatan karena untuk keamanan warga. Sini ramai setiap hari banyak yang berangkat pulang ke pabrik," katanya kepada detikJateng.

Menurut Hadi, awalnya perlintasan kereta itu akan ditutup PT KAI tetapi warga keberatan. Sebab jika lewat jalan resmi harus memutar jauh.

"Kalau ditutup harus lewat jalan by pass jauh, macet. Akhirnya kita sepakat dijaga dan iuran, akhirnya boleh," imbuh Hadi.

Pantauan detikJateng, perlintasan tersebut berada di selatan desa dan menghubungkan antara RW yang dipisahkan rel kereta api. Di lokasi didirikan satu pos untuk berteduh petugas jaga.

Di sisi utara dan selatan perlintasan dipasang portal yang dibuka tutup saat ada kereta api lewat. Sebelum portal dipasang kotak sumbangan seikhlasnya dari pengguna jalan.

Camat Klaten Utara, Wahju Adi Pratomo menyatakan penjagaan itu atas kesepakatan warga dan PT KAI. Honor penjaga dari iuran warga dan pemerintah desa.

"Honor penjaga dari iuran warga dan pemerintah desa. Jadi sudah ada kesepakatan, dijaga pagi sampai malam," katanya saat diminta konfirmasi detikJateng.




(apu/ams)


Hide Ads