Kasus kecelakaan yang melibatkan mobil Pajero dan bus PO Haryanto di tol Batang viral di media sosial. Pengendara Pajero, Atika Rahmawati (34) mengunggah kasus itu di medsos karena menganggap tidak ada tanggung jawab dari perusahaan bus itu.
"Saya posting di media sosial dengan tujuan mendapat respons, walaupun saya sudah menghubungi (pihak PO) dibantu teman dan saudara. Saya tidak menyangka akan viral. Sejak awal saya bukan mau aji mumpung, tapi hanya butuh mediasi tanggung jawab dari yang bersangkutan sehingga masalah ini selesai," katanya saat ditemui, Kamis (4/1/2024).
Kasus kecelakaan itu saat ini masin ditangani Polres batang pun. Kepolisian tengah berupaya untuk memediasi kedua belah pihak untuk menemukan titik temu. Kasat Lantas Polres Batang, AKP Wigiyadi mengungkapkan Pajero itu ditabrak oleh bus PO Haryanto.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"KBM Bus Merc Benz PO Haryanto," kata AKP Wigiyadi kepada detikJateng, Kamis (4/1).
Lebih lanjut Wigi menyampaikan, peristiwa tersebut berawal saat kendaraan Pajero yang dikemudikan oleh Oshel Arie Hutama (34) warga Pedurungan, Kota Semarang, melaju dari arah barat ke timur. Bersamaan dengan itu, muncul bus PO Haryanto B 7204 VGA, melaju searah.
"Bus berjalan dari arah barat ke timur, di lajur kiri, melewati jalan lurus, datar, terbuat dari beton baik, cuaca cerah, arus lalu lintas sedang, pagi hari," terangnya.
"Sesampainya di TKP diduga pengemudi kurang konsentrasi sehingga menabrak KBM Mitsubishi Pajero Sport yang berjalan searah di depannya di lajur kiri," imbuh Wigi.
Kejadian tersebut mengakibatkan bagian belakang mobil Pajero ringsek. Sementara, seorang penumpang Pajero mengalami luka-luka yakni Atika Rahmawati (34) warga Tembalang, Kota Semarang.
"Ada satu korban luka-luka dan dievakuasi ke rumah sakit terdekat di RSI Weleri, Kendal," ucap Wigi.
Kasus ini masih dalam penanganan pihaknya. Menurut Wigi, saat ini kedua belah pihak dalam proses mediasi namun belum menemukan titik terang.
"Ya masih kita tangani kasus ini. Saat ini masih dilakukan mediasi antara keduanya. Mungkin keduanya belum menemukan titik temu," ungkap Wigi.
"Tapi nggak apa apa. Kalau saya profesional, tegak lurus. Silakan mediasi, bicarakan untuk win-win solusi. Kalau kami profesional saja. Kalau nggak ada titik temu ya lanjut ke jalur hukum. Kita profesional dan tegak lurus," ungkapnya.
Korban Tunggu Tanggungjawab PO Haryanto
Atika menyebut hingga kini belum ada mediasi yang terjadi antara pihaknya dengan perusahaan bus. Hal itu membuat dia sempat menyebut pihak PO Haryanto kabur.
"Terkait postingan saya yang menyebut soal kabur yang saya maksud adalah kabur dari tanggungjawab. Karena sampai detik ini tepat H+11 hari kejadian belum ada mediasi secara langsung," katanya.
Dia mengakui, pihak PO Haryanto sempat menjenguknya di rumah sakit. Hanya saja saat itu juga belum terjadi mediasi karena dia baru saja siuman setelah pingsan selama dua hari.
"Dari pihak Haryanto datang menjenguk, belum ada mediasi tetapi saya dengar kata-kata yang kurang menyenangkan. Suami saya yang menemui. Saya waktu itu benar-benar baru sadar setelah pingsan," ujar Atika.
Belakangan, di media sosial justru beredar kabar bahwa dia meminta ganti rugi hingga Rp 1 miliar. Atika membantah informasi itu.
"Kerugian saya tidak cuma benda, atau perhiasan yang hilang dan barang rusak di lokasi kejadian, tapi ini saya kondisi tidak bisa jalan, banyak pekerjaan yang hilang. Sempat ada yang komentar di media sosial saya meminta ganti rugi Rp 1 miliar, padahal terpikirkan angka saja saya belum, apalagi menyebut angka," tegasnya.
Sementara itu detikJateng berusaha meminta konfirmasi ke pemilik PO Haryanto, Haji Haryanto. Namun hingga sore ini telepon dan pesan WhatsApp yang dikirim belum dibalas.
(apl/apl)