Pasar Gede Solo menjadi salah satu tempat yang ramai dikunjungi wisatawan pada momen libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 (Nataru). Sayangnya, dari momen tersebut banyak pedagang mengeluh karena marak pencopetan.
Salah satu penjual makanan di Pasar Gede yang juga merupakan korban, Lina (43) mengaku tas miliknya juga raib selama momen Nataru, Minggu (24/12/2023). Tas yang ia gantungkan di tempat makannya itu tiba-tiba hilang.
"Isinya KTP, BPJS, tapi itu sudah ketemu di Pasar Klewer. Cuma uang, HP, sama tas yang hilang," terang Lina saat ditemui detikJateng di Pasar Gede, Jumat (29/12/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, tas miliknya yang berisi uang tunai senilai Rp 2 juta itu hilang dicuri ketika ia tengah disibukkan dengan banyaknya pelanggan di Pasar Gede. Beberapa hari setelah kejadian tersebut, ia kemudian dihubungi pedagang Pasar Klewer yang menemukan KTP miliknya.
"Katanya yang nemu itu dibuang di pojokan Pasar Klewer. Tahu-tahu ada yang ngabarin ke sini. Orang sana (pedagang Pasar Klewer) menghubungi sini," terangnya.
Usai tas berisi uang tunai dan handphone usaha miliknya raib, Lina sudah berniat untuk melakukan pelaporan ke Polsek Jebres. Namun setelah mendengar kabar bahwa KTP dan BPJS miliknya ditemukan, ia urung melaporkan kejadian nahas yang menimpanya.
"Lha sudah ketemu surat-suratnya, ndak lapor," terangnya.
Hal tersebut pun membuat para pedagang Pasar Gede resah dan khawatir. Lina mengaku selama berjualan 6 tahun di Pasar Gede, baru kali ini marak kejadian pencopetan di Pasar Gede.
"Sudah 6 tahun, sebelumnya aman-aman saja, Grebek Sudiro pun aman-aman saja, baru kemarin itu," ungkapnya.
Salah satu barista di kedai kopi di Pasar Gede, Dudung (26) pun mengaku sempat kecopetan saat Pasar Gede tengah ramai dikunjungi para pembeli pada Minggu siang. Ia mengaku kehilangan telepon genggam yang ia simpan di sakunya.
"Hari itu baru makan di Bu Tapruk bareng keluarga, terus beralih beli ke dimsum. Terus Waktu nunggu di dimsum itu masih main HP, terus balik ke Bu Tapruk buat nyamperin keluarga. Pas kita pulang, masuk mobil udah nggak ada (hp miliknya)," kata Dudung saat ditemui detikJateng di Pasar Gede, Kamis (28/12/2023).
Dudung menambahkan, ia memiliki 2 telepon genggam. Satu diletakkan di saku, sementara yang lain diletakkan di dalam tasnya. Usai kecopetan, Dudung pun mengaku pasrah dan belum melakukan pelaporan.
"Belum (lapor), ikhlas aja sih, ya mau gimana lagi?" ujarnya pasrah.
"Nggak ada CCTV atau apapun yang bisa membuktikan pencopetnya," imbuhnya.
Dudung sangat menyayangkan momen Nataru yang seharusnya memberi berkah bagi para pedagang justru menimbulkan petaka. Menurutnya, untuk mencegah hal serupa terjadi, perlu ada pengamanan di Pasar Gede.
"Minimal keamanan di customernya aja sih, di tambahin jam di security-nya, apa gimana. Setiap 1 jam atau 2 jam sekali muter, apa gimana. Nggak harus di pagi aja, apa sore aja muternya," harap Dudung.
Ia mengatakan, kini para pedagang pun menjadi lebih ekstra hati-hati dalam menjaga barang-barang berharga.
"Jadi lebih waspada. Mulai dari kejadian kayak gitu dimasukin (tas-tas dan barang berharganya)," tuturnya.
Menanggapi hal tersebut, Lurah Pasar Jebres, Agus Suharto mengatakan pihaknya sudah melakukan pantauan terus menerus untuk bisa menangkap pelaku pencopetan.
"Peningkatan keamanan sudah ada, dari Polsek Jebres sama CCTV," kata Agus kepada detikJateng, Minggu (31/12/2023).
Ia mengatakan kasus pencopetan sudah mulai marak sejak libur Natal, Minggu (24/12/2023). Usai mendapat laporan, pihaknya sudah langsung melakukan pengecekan melalui CCTV.
"(Pengamanan dari Polsek Jebres ada, terus keamanan dari satpam ada, dan kita dibantu CCTV itu 16 titik," imbuhnya.
(ahr/ahr)