Istri capres nomor urut tiga Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Supriyanti mengungkapkan soal banyaknya baliho pasangan Ganjar-Mahfud yang tiba-tiba raib meski belum lama dipasang.
Hal itu disampaikan Atikoh seusai acara senam bersama warga di Bandarharjo, Semarang Utara, Kota Semarang, Sabtu (30/12). Atikoh juga sempat mengunjungi pasar Boom Lama Semarang.
Atikoh mengaku mendapat cerita dari keluarganya di Purbalingga soal banyaknya baliho Ganjar-Mahfud yang hilang secara misterius. Cerita itu diperoleh Atikoh saat dirinya pulang ke Purbalingga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di kampung saya sendiri, baliho itu banyak sekali, baliho malam dipasang pagi-pagi hilang. Itu ajaib ya, ilmunya apa ya," kata Atikoh di Bandarharjo, Semarang, Sabtu (30/12/2023).
Menurut Atikoh, agak sulit untuk mendeteksi pelaku yang menurunkan baliho-baliho tersebut. Sebab, aksi itu diduga berlangsung saat dini hari.
"Agak sulit mencarinya, karena mungkin penghilangannya itu saat kondisi orang sedang tidur. Susah cari bukti video," ujar Atikoh.
Atikoh mengimbau warga agar turut mengawasi jika ada kecurangan. Dia berharap warga bisa mendokumentasikan bukti kecurangan saat masa Pemilu 2024 menggunakan ponsel.
"Kalau ada kecurangan-kecurangan, sekarang ada ini (ponsel) kok," ujar Atikoh.
Dalam kunjungannya ke Kota Semarang, Siti Atikoh didampingi Ketua DPC PDI Perjuangan, Hendrar Prihadi dan Wali Kota Semarang yang juga kader PDI Perjuangan, Hevearita Gunaryanti Rahayu.
Hendrar Prihadi yang akrab disapa Hendi juga menyinggung soal pencopotan bendera PDIP di beberapa titik di Semarang. Namun dia tidak menyebut lokasinya secara detail.
"Pengalaman di Semarang juga gitu, kita pasang bendera di satu titik 2.000, belum ada tiga hari sudah dilepas. Artinya kita juga, 'wah ini siapa', ternyata yang lepas Bawaslu. Problemnya adalah bendera PDI Perjuangan dilepas, di jarak 500 meter di situ ada bendera partai lain nggak dilepas, ini yang membuat kita kadang-kadang, 'aduh kok gitu ya', 'kenapa ya', jadi tanda tanya. Mungkin di tempat lain juga mengalami seperti itu, tapi mungkin juga ada oknum yang bermain," ucap Hendi.
Hendi menambahkan, yang terpenting saat ini ialah menjalankan politik yang saling menghormati.
"Menurut saya yang paling penting hari ini adalah kita kedepankan politik yang santun, politik yang saling menghargai dan menghormati karena sejatinya yang sedang berkompetisi adalah saudara kita semuanya, teman-teman kita, yang karena sistem pemilu ya kita harus berkompetisi dulu. Tapi setelah ini kan kita berkolaborasi membangun bangsa ini," pungkas Hendi.
(dil/rih)