KPU Blora menggelar simulasi pemungutan dan penghitungan suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 12 Desa Banjarejo, Kecamatan Banjarejo, Kabupaten Blora. Ada seorang wanita penyandang disabilitas yang ikut simulasi ini.
Wanita itu bernama Wiji Lestari. Dia datang ke TPS menggunakan kursi roda dengan dibantu oleh petugas dari Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS). Dia menyerahkan surat undangan dan KTP lalu melakukan simulasi pencoblosan di bilik suara.
Wiji yang menyandang disabilitas karena kecelakaan ini kemudian memasukkan surat suara di kotak surat suara, kemudian mencelupkan jarinya ke tinta sebagai tanda bukti telah mencoblos. Dia mengaku tidak kesulitan dalam proses mencoblos.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Lancar Mas. Tapi agak membingungkan kok ndak ada gambar partainya. Ternyata ini cuma latihan," kata Wiji, Rabu (27/12/2023).
Dia mengaku hanya butuh waktu sekitar 10 menit untuk proses pencoblosan hingga memasukkan surat suara ke dalam kotak. Petugas juga membantu menurunkan kotak suara guna mempermudah dia memasukkan surat suara.
"Petugas-petugasnya baik-baik, menolong semua. Tadi sekitar 10 menitan," ujarnya.
Ketua KPU Blora, Widi Nurintan Edy Kurnianto menjelaskan di TPS 12 Desa Banjarejo terdapat 201 Daftar Pemilih Tetap (DPT), 1 Daftar Pemilih Tambahan (DPTb), dan 1 Daftar Pemilih Khusus (DPK). Jadi keseluruhannya ada 203 pemilih.
"Simulasi ini berlangsung karena memang ada regulasi dari KPU RI yang mengharuskan adanya simulasi. Karena terkait estimasi waktu penghitungan surat suara harus dihitung sampai selesai. Jadi tidak ada alasan lagi jika ada orang yang mengatakan karena pemilu ada petugas yang kelelahan terus meninggal," terangnya.
Dia berharap simulasi ini mampu meningkatkan partisipasi masyarakat untuk datang ke TPS guna memilih caleg hingga presiden.
"Kita menggunakan jumlah daftar pemilih tetap (DPT) sesuai dengan TPS yang ada di sini. Daftar memilih khusus ada, pemilih tambahan juga ada. Kebetulan di TPS 12 ada 1 pemilih yang terdaftar DPT yang disabilitas," jelasnya.
Mengenai adanya pemilih yang menyandang disabilitas, dia menyarankan agar ada akses yang mempermudah mereka guna memperlancar jalannya pemungutan suara di TPS.
"Kalau bilik suara sama semuanya. Tidak ada yang dikhususkan. Yang pasti di setiap TPS diusahakan ada akses, agar jalan untuk pemilih yang disabilitas itu tidak terganggu, artinya ada akses masuk untuk kursi roda," ucapnya.
Widi menambahkan, simulasi pemungutan dan penghitungan suara ini juga melibatkan beberapa pihak. Di antaranya PPS dan KPPS hingga Linmas.
"Sejauh ini tidak ada kendala. Kalau target kita berusaha di atas tahun lalu (soal partisipasi pemilih). Kalau KPU RI penginnya di atas 80 persen," pungkasnya.
(dil/rih)