Ada yang berbeda pada perayaan natal di Gereja Kristen Muria Indonesia (GKMI) Desa Winong Kecamatan Pati, Kabupaten Pati. Sekelompok pemuda lintas agama tampil menyanyikan lagu tentang toleransi.
Untuk diketahui, gereja tersebut terletak berdampingan dengan Masjid Al-Muqorrobin di Jaan Kolonel Sunandar RW III Desa Winong Kecamatan Pati. Kedua tempat ibadah ini lokasinya bersebelahan. Uniknya tempat ibadah itu seolah disatukan dengan kanopi yang menutup jalan Desa Winong.
Perayaan Natal di gereja itu pun tak lepas dari pesan toleransi. Perayaan pun dimulai sekitar pukul 16.30 WIB.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada beberapa tamu undangan yang merupakan lintas agama. Seperti Pengasuh Ponpes Singo Gendeng Pati, Sapta Rachmanudin Mardani, takmir masjid Al-Muqorrobin hingga pemuda lintas agama.
![]() |
Pendeta Gereja Kristen Muria Indonesia (GKMI) Winong Didik Hartono mengatakan perayaan natal tahun ini mengambil tema tentang kembang setaman. Artinya menggambarkan keberagaman yang ada di Indonesia.
"Tahun 2023 ini kita mengambil tema Kembang Setaman, ini menggambarkan beragaman yang ada di Indonesia dan memang kami merasa dipanggil untuk menjadi bagian warga bangsa ini menjaga dan merawat keberagaman yang ada," kata Didik ditemui di lokasi, Jumat (22/12/2023).
"Maka Natal tahun ini sebagai pengingat bahwa kita harus menjaga keberagaman yang ada di Indonesia ini sehingga damai Natal sungguh bisa nyata di bumi Indonesia ini," Didik melanjutkan.
Didik mengatakan momen Natal ini sengaja mengundang lintas agama. Sebagai simbolis, tokoh lintas agama diberikan kesempatan untuk menyalakan lilin. Menurutnya menyalakan lilin bermaksud untuk berbagi kepada semua orang di tengah keberagaman. Tidak hanya memikirkan diri sendiri. Melainkan hidup bersama untuk saling berbagi.
"Penyalaan lilin adalah program kehidupan yang berbagi mau menjadi orang-orang yang berkah bagi orang-orang lain, di tengah keberagaman yang ada berbagai satu dengan lain, kita mau berkorban dalam hidup ini, tidak hanya memikirkan diri sendiri tapi hidup bersama saling berbagi," kata Didik.
Didik melanjutkan selain itu juga ada sekelompok pemuda dari lintas agama yang tampil menyanyikan lagu tentang toleransi. Mereka terdiri dari pemuda beragama Kristen, Islam, Hindu, Buddha, dan Konghucu.
"Itu lagu menarik dinyanyikan mengingatkan Indonesia ini aman, beragam agamanya, jadi syairnya mengatakan surga urusan Tuhan, kita hidup di dunia ini mari menjaga di tengah keberagaman kita jaga hati dengan lain sehingga bisa tetap damai," ungkapnya.
Serta kata Didik nantinya pihak gereja akan berbagai kepada masyarakat sekitar. Tidak hanya umat kristiani, melainkan semua masyarakat tidak memandang agama.
"Akan ada aksi sosial, 25 Desember 2023 akan membagikan sembako untuk warga sekitar, mereka yatim piatu kaum duafa kepada masyarakat," ungkapnya.
![]() |
Sementara itu Pengasuh Ponpes Singo Gendeng Pati, Sapta Rachmanudin Mardani mengaku senang dengan adanya kegiatan perayaan natal yang melibatkan lintas agama di Desa Winong. Menurutnya hal itu menggambarkan miniatur Indonesia. Ia pun berharap pesan toleransi, kerukunan dari Pati bisa dicontoh di Indonesia bahkan seluruh dunia.
"Jadi kegiatan ini menggambarkan miniatur dari Indonesia, miniatur sudah terbukti sudah ada kegiatan tingkat desa, kita bisa lihat saya hadir ke sini mewakili umat muslim, secara pribadi dan juga sebagai pengasuh pondok pesantren, dan tentu bisa dilihat depan gereja ada masjid ini sungguh luar biasa," ungkap Rachmanudin ditemui di lokasi.
(cln/ahr)