Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Kaesang Pangarep menegaskan akan menindak tegas kader PSI yang terlibat korupsi. Hal itu disampaikan saat ada relawan Bumi Ngapak Raya yang menanyakan posisi PSI dalam kasus penanganan korupsi.
"Pemberantasan korupsi agak intens. Kita tahu untuk mencalonkan anggota DPR membutuhkan modal cukup besar mungkin itu agak gak masuk akal. Otomatis itu kalau dia udah jadi, mereka mungkin mencari balik modal. Untuk menyikapi kader PSI ga kayagitu jaminannya apa? Terus kalau ada kader PSI yang korupsi seperti apa? Apakah disiram air keras atau seperti apa?," tanya Adlan, salah satu Mahasiswa Unwiku yang hadir dalam acara temu relawan di Purwokerto, Selasa (19/12/2023).
Menanggapi hal tersebut Kaesang secara tegas akan merampas aset kadernya yang terlibat korupsi. Sebab ini merupakan komitmen bersama PSI dalam pemberantasan korupsi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau misalnya ada yang melakukan korupsi, kami sudah komitmen akan merampas aset dari anggota kami sendiri," kata Kaesang.
Menurutnya saat ini belum ada UU yang mengatur pemberantasan aset. Oleh sebab itu agenda utama setelah kadernya lolos ke Senayan adalah akan merancang UU tersebut.
"Meloloskan RUU Perampasan Aset itu bukanlah hal yang mudah. Apalagi kalau misal PSI masuk Senayan dapat 5, 6, 7, 8 persen itu kan bukan mayoritas. Kami masih membutuhkan partai yang lain. Saya berharap kalau nanti misalnya amit-amit kader kita ada yang korupsi kami akan rampas aset, apabila RUU perampasan korupsi belum bisa digolkan," terangnya.
Dirinya sempat membanggakan hingga saat ini belum ada kader yang terlibat korupsi. Baik itu tingkat Provinsi maupun Kabupaten/kota.
Dia menyebut, selama lima tahun terakhir PSI memiliki puluhan wakil di DPRD baik tingkat provinsi maupun kabupaten dan kota.
"Mungkin kalau kita setingkat DPR RI kita belum ada. Tapi kalau setingkat DPRD Provinsi atau kabupaten/kota kita ada 72 orang. Salah satunya di jakarta kita ada 8, terus di solo ada 1. Saya kasih tau, selama 5 tahun, alhamdulillah kami tidak ada yang korupsi," ujarnya.
Ia memberi contoh kecil yang diharapkan bisa ditiru oleh anggota dewan lain. Saat memilih tempat makan, Kaesang mengklaim kader PSI selalu mencari lokasi yang nota pembayarannya dicetak.
"Kami kasih yang simpel saja. Kan ada kegiatan dewan yang namanya reses. Itu kita kalau makan bareng selalu cari struk yang diprint. Tidak pernah yang tulis tangan. Itu yang kami lakukan. Kita dalam hal kecil selalu kita jaga. Tidak mau korupsi dari Rp 100 ribu, Rp 1 juta dan sebagainya," pungkasnya.
(cln/ahr)