Warga Desa Brajan, Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali, berang dengan adanya pembuangan limbah diduga berbahaya ke Kali Pepe. Warga meminta kepada kepolisian untuk mengusut tuntas perkara ini.
"Kami mohon pembuangan limbah ini diusut sampai tuntas," ujar warga Desa Brajan, Purnomo, di lokasi penangkapan pembuangan limbah cair diduga berbahaya di Kali Pepe, under pass tol timur Dukuh Klepu, Desa Brajan, Selasa (12/12/2023).
Dia menduga, limbah yang dibuang ini merupakan limbah B3 atau limbah berbahaya. Dari bau dan warnanya, dia memperkirakan limbah itu merupakan pewarna tekstil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut dia, Kali Pepe di wilayah Desa Brajan tak hanya sekali ini saja digunakan untuk membuang limbah diduga dari industri. Sekitar tiga tahun lalu di aliran sungai yang merupakan anak Bengawan Solo ini juga pernah dibuangi limbah. Namun waktu itu tidak tertangkap pelakunya.
Padahal, air dari sungai Pepe itu juga digunakan untuk irigasi pertanian warga. Tak hanya warga Brajan, tetapi juga yang di wilayah di bawahnya hingga wilayah Kecamatan Teras dan Banyudono.
"Sampai hampir satu tahun kena hujan itu pun limbahnya mengendap di aliran sungai. Sampai tanaman padi itu mati," ungkap Purnomo.
Ikan-ikan di sungai itu, lanjut dia, banyak yang mati. Pembuangan limbah ini pun merugikan lingkungan hidup. Oleh karena itu, warga menuntut kasus ini diusut sampai tuntas.
"Janganlah, kita itu bertani sudah capek, rekoso, kalau kasusnya hangus yo kasihan to Pak. Ada larangan buang sampah di sungai, kita nggak buang. Pertanian sekarang sudah tidak minat bertani, malah kayak gini lagi (sungai dibuangi limbah)," ucapnya.
Hal senada disampaikan Kepala Desa Brajan, Siswanto. Siswanto mengungkapkan sekitar tiga tahun lalu Kali Pepe di Desa Brajan pernah menjadi lokasi pembuangan limbah berbahaya. Bahkan, saat itu menggunakan tangki besar kapasitas 5.000 liter, ada dua tangki.
"Di malam hari. Waktu itu sepanjang sungai ini jadi menghitam semua. Kemudian tanaman padi itu disini mati, ikan-ikan mati semua," ungkap Siswanto.
"Lha ini terulang lagi, walaupun volumenya kecil, tapi akan membawa efek luar biasa. Selama ini sungai saya openi (rawat) bener untuk pertanian. Jangan sampai petani rugi dua kali," sambung dia.
Oleh larena itu, pihaknya akan mengawal kasus ini hingga diusut tuntas. Menurut dia, pembuangan limbah ini bukan hal yang sederhana dan berbahaya bagi lingkungan.
(apu/ams)