Santri MTs Muhammadiyah berinisial MFA (14) yang terseret ombak Pantai Parangtritis akhirnya ditemukan. Korban ditemukan di pantai Depok dalam keadaan meninggal dunia.Ayah korban, Mardi pun mengungkap sejumlah firasat sebelum putranya meninggal.
Pihak keluarga mengaku legawa dengan kepergian MFA usai terseret ombak dan hilang selama empat hari. Mardi mengaku diberi kabar oleh tadi siang sekira pukul 14.00 WIB.
"Tadi ditemukan di pantai Depok, sekira pukul 14.00 WIB. Saya sudah persiapkan perasaan karena sudah empat hari kejadian, saya sudah persiapkan mental saya, ya legowo," kata ayah korban Mardi kepada wartawan, Senin (11/12/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mardi mengaku lega jasad anaknya bisa ditemukan. Pasalnya, selama empat hari ini ia berdoa agar jasad sang anak bisa ditemukan dan bisa diurus dengan baik.
"Ya Alhamdulillah bisa ketemu lagi, saya inginnya ketemu bisa saya rawat dengan baik. Iya saya ikhlas, yang penting bisa ketemu," ungkapnya.
Apalagi, selama masa pencarian ia mengaku sering melakukan salat tahajud bersama istri dan kakak-kakak korban. Agar jasadnya bisa ditemukan.
Firasat Ayah Korban
Mardi juga mengungkapkan adanya sejumlah firasat sebelum putranya meninggal dunia. Menurutnya, korban sempat berpamitan dengan para guru-guru di sekolahnya.
"Ya sudah pamitan sama guru-guru di sana yang dekat, itu tanda-tanda. Dan pesan sama ibu kantin untuk buatin makanan. Saya firasat sudah ada burung gagak ada di sini, dan kakak-kakaknya mimpin adiknya," ucapnya.
Masih kata Mardi, sebelum berangkat liburan ke pantai Parangtritis, sang anak sempat pamit dan minta uang saku Rp 70 ribu.
"Waktu tak jemput, sempat pamit 'Pak aku besok tanggal 7 mau wisata aku minta uang jajan 70 ibu', saya sanggupi. Setelah saya otak-atik, tanggal 70 itu tanggal 7 itu hari Kamis, 10 itu jamnya digulung ombak itu tadi," tuturnya.
Usai ditemukan, jenazah dimakamkan di TPU Muslim Polokarto, Sukoharjo usai tiba dari Gunung Kidul. Dan akan disalatkan di masjid di kampung Joyontakan RT 04 RW 03 Serengan.
Dilansir detikJogja, Kamis (7/12), tiga wisatawan asal Solo terseret arus palung laut saat bermain air di Pantai Parangtritis, Kretek, Bantul. Dua orang berhasil diselamatkan dan satu orang masih dalam pencarian.
Koordinator SAR Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah III Parangtritis, M Arif Nugraha menjelaskan kejadian bermula saat ketiga korban bersama rombongan dari salah satu pondok pesantren di Solo tiba di Pantai Parangtritis pukul 09.30 WIB. Rombongan tersebut menggunakan bus berisi 58 penumpang dengan rincian 43 siswa dan 15 pendamping.
"Selanjutnya pukul 09.45 WIB rombongan melakukan foto bersama secara bergiliran. Di mana yang pertama adalah murid-murid laki-laki," kata Arif kepada detikJogja, Kamis (7/12).
Setelah selesai, sesi foto berlanjut untuk murid-murid perempuan. Sedangkan beberapa murid laki-laki langsung bermain air di Pantai Parangtritis.
"Karena bermain air terlalu ke tengah dan masuk kawasan palung, secara tidak sengaja ada tiga orang terbawa arus ke tengah dan tenggelam," ucapnya.
Adapun ketiga pelajar itu berinisial MFA (14) pelajar asal Sampang, Madura; ASA (14) pelajar asal Joho, Mojolaban, Sukoharjo, dan MAD (14) pelajar asal Solo.
"Tahu kejadian itu, petugas SAR dan Ditpolair Polda DIY langsung berenang untuk menyelamatkan ketiga korban. Hasilnya dua korban berhasil diselamatkan dan satu lagi masih dalam pencarian," ucapnya.
Arif menyebut satu orang yang masih dalam pencarian itu adalah MFA. SAR gabungan masih melakukan pencarian baik penyisiran melalui laut dan pemantauan dari darat.
"Kami sudah lakukan penyisiran menggunakan papan surfing hingga menebar jaring agar korban segera diketemukan. Kami juga sudah koordinasi dengan pihak-pihak terkait agar pencarian bisa dilakukan secara maksimal," kata Arif.
(apl/ahr)