Santrinya Hilang di Parangtritis, MTs Muhammadiyah Solo Gelar Doa Bersama

Santrinya Hilang di Parangtritis, MTs Muhammadiyah Solo Gelar Doa Bersama

Agil Trisetiawan Putra - detikJateng
Jumat, 08 Des 2023 16:19 WIB
Doa bersama di MTs Muhammadiyah Solo, Jumat (8/12/2023) untuk mendoakan MFA, santri yang dilaporkan terseret arus Pantai Parangtritis.
Foto: Doa bersama di MTs Muhammadiyah Solo, Jumat (8/12/2023). (Dok MTs Muhammadiyah Solo)
Solo -

MTs Muhammadiyah Solo menggelar doa bersama, agar santrinya berinisial MFA (14) warga Solo, segera ditemukan. Korban dilaporkan hilang terseret ombak di Pantai Parangtritis, Bantul.

Wakil Kepala Sekolah MTs Muhammadiyah Solo, Muhammad Waluyo Hadi mengatakan, doa bersama dilakukan secara daring, bersama wali murid.

"Jam 13.30 WIB tadi kita melaksanakan doa bersama, dengan wali siswa secara online, sehingga tidak terlalu ramai tadi," kata Waluyo saat dihubungi detikJateng, Jumat (8/12/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

MFA merupakan murid kelas VIII. Dia mengikuti kegiatan pariwisata ke Pantai Parangtritus Bantul pada Kamis (7/12). Dalam rombongan itu terdapat 43 siswa, dan 15 pendamping.

Usai foto bersama, korban yang bermain air di pantai, terseret ombak. Hingga kini tubuh korban masih dalam pencarian.

ADVERTISEMENT

"Korban satu orang warga Joyontakan, Solo," jelasnya.

Waluyo meluruskan kejadian tersebut, yang mana beredar informasi jika korban adalah tiga orang. Dia menegaskan korban hanya satu orang, sementara dua siswa lainnya berinisial ASA dan MADI adalah saksi.

Dua siswa yang jadi saksi tersebut, tidak terseret ombak. Mereka hanya mengetahui kejadian saat korban terseret ombak.

"Hanya ada satu korban yang terbawa ombak, kemudian ada empat saksi yang dimintai keterangan. Satu kepala sekolah, satu guru, dan dua siswa. Karena siswa itu saksi terakhir yang mengetahui kejadian itu," ucapnya.

Usai kejadian itu, para siswa langsung dipulangkan ke Solo. Dia mengatakan, rombongan kemudian dibagi menjadi tiga tim.

Tim pertama guru dan siswa kembali ke sekolah dengan bus, tim kedua yakni Kepala Sekolah dan Pendamping Pondok tetap tinggal untuk mendampingi proses pencarian, dan tim ketiga ada empat guru yang memberitahu ke orang tua siswa.

"Saat ini sudah akhir semester, anak sudah diperbolehkan pulang ke rumah masing-masing," pungkasnya.




(apu/ahr)


Hide Ads