IPM Brebes Naik Dua Tingkat Usai 4 Tahun Paling Buncit se-Jateng

IPM Brebes Naik Dua Tingkat Usai 4 Tahun Paling Buncit se-Jateng

Imam Suripto - detikJateng
Kamis, 07 Des 2023 18:24 WIB
Pj Bupati Brebes, Urip Sihabudin.
Ilustrasi IPM Brebes Naik Dua Tingkat Usai 4 Tahun Selalu Buncit se-Jateng-Pj Bupati Brebes, Urip Sihabudin. Foto: Imam Suripto/detikJateng
Brebes - Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, tahun 2023 ini sedikit meningkat. Sebelumnya, selama 4 tahun berturut-turut selalu terendah se-Jawa Tengah.

Pj Bupati Brebes, Urip Sihabudin menjelaskan, skor IPM Brebes mengalami kenaikan dari 67,3 pada tahun 2022 menjadi 69,71 di tahun 2023. Atau naik dua tingkat di atas Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Pemalang yang menduduki posisi paling buncit.

Sebelumnya, lanjut Pj Bupati, berdasar data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah, dalam periode 2019-2022, skor IPM Brebes selalu di posisi terendah. Kenaikan IPM menunjukkan program Pemerintah Daerah semakin baik dan dapat dirasakan oleh masyarakat.

"Alhamdulillah Indeks Pembangunan Manusia Brebes naik dari semula 67,3 di tahun 2022 menjadi 69,71 di 2023. Terima kasih atas dukungan semua pihak. Insya Allah kita bisa lebih baik," kata Urip dalam keterangannya, Kamis (7/12/2023).

Urip juga menyampaikan kenaikan angka ini memiliki arti bahwa program pemerintah daerah, baik itu program kesehatan, pendidikan, hingga ekonomi semakin meningkat dan dapat dirasakan oleh masyarakat. Sehingga IPM di Brebes mulai naik.

Lebih lanjut dibeberkan, data dari Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah menyebut IPM dibentuk oleh tiga dimensi dasar, yaitu umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan, serta standar hidup layak.

IPM dihitung berdasarkan rata-rata geometrik indeks kesehatan, indeks pengetahuan, dan indeks pengeluaran. Penghitungan ketiga indeks itu dilakukan dengan melakukan standardisasi dengan nilai minimum dan maksimum masing-masing komponen indeks. IPM merupakan indikator yang digunakan untuk melihat perkembangan pembangunan dalam jangka panjang.

"Kita harus bekerja lebih keras lagi, peningkatan tahun ini membuktikan bahwa kita bisa. Ke depan kita juga harus lebih baik lagi," kata Urip.

Sebelumnya, Pj Bupati Brebes Urip Sihabudin menyebut, setidaknya ada dua indikator mengapa skor IPM Brebes masih rendah di tahun 2019-2022, yaitu di bidang pendidikan dan kesehatan.

Urip mengaku, terus berupaya menaikkan IPM. Salah satunya dengan mengajak dinas terkait untuk membedah satu per satu dimensi atau variabel pembentuk IPM dari tingkat desa.

Urip mencontohkan, untuk dimensi pengetahuan ada dua sub dimensi, yaitu Harapan Lama Sekolah (HLS) dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS).

"Kemarin kita mencoba dalami per desa. Kemarin kita temukan, warga usia 25 tahun sekolah SMP pun tidak. Kita mulai dari desa per desa, kemudian kecamatan baru ditarik ke kabupaten. Itu jauh lebih riil untuk mencari data dasar untuk evaluasi RLS," kata Urip.

Dijelaskan Urip, jamban sehat juga menjadi salah satu rendahnya IPM Brebes yang sebenarnya bisa diselesaikan.

Tak hanya itu, bidang pendidikan, untuk angka putus sekolah di Kabupaten Brebes juga masih tinggi dan pihaknya terus berupaya salah satunya melalui gerakan kembali ke sekolah.


(cln/apl)


Hide Ads