Sebanyak 39 warga di Desa Jembangan, Kecamatan Punggelan, Banjarnegara terpaksa mengungsi. Hal itu buntut rumah yang ditempati sebelumnya rusak akibat tanah longsor beberapa hari lalu.
Salah satunya adalah Sartini (35). Ia mengaku terpaksa mengungsi lantaran rumah bagian depan rusak akibat tanah longsor.
"Ini mengungsi karena rumah bagian depan sudah rusak. Sebenarnya bagian belakang masih aman tapi karena takut jadi sementara mengungsi," ujar Sartini saat ditemui di tempat pengungsian di Desa Jembangan, Kamis (7/12/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini ia mengungsi di rumah saudaranya yang dinilai lebih aman. Tidak hanya ia dan keluarga, perabotan rumah juga diboyong ke tempat pengungsian.
"Ini sementara mengungsi di rumah saudara, masih di Desa Jembangan. Kalau di rumah takut, perabotan rumah yang bisa dibawa sudah di sini," lanjutnya.
![]() |
Sementara itu, Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara Andri Sulistyo menyebut saat ini terdapat 39 warga Desa Jembangan yang mengungsi.
"Ada 39 warga yang mengungsi akibat tanah longsor dan tanah gerak. Ada 7 rumah yang rusak, 4 rusak berat, 3 rusak ringan. Ada juga 2 rumah warga yang terancam. Jadi sementara warga diungsikan," jelasnya.
Selain mendirikan pos lapangan, pihaknya juga telah mengajukan surat permohonan kepada Badan Geologi untuk melakukan kajian perihal kondisi tanah di desa tersebut. Mengingat tanah masih terus bergerak terutama saat hujan turun.
"Kami sudah mengajukan surat kepada Badan Geologi untuk melakukan kajian. Karena tanah masih bergerak saat hujan," ujarnya.
Andri juga menyampaikan, intensitas hujan di wilayah Banjarnegara cukup tinggi dalam satu pekan terakhir. Tercatat, ada 25 desa dari 14 kecamatan yang terjadi tanah longsor.
"Ada 25 desa yang wilayahnya longsor. Itu tersebar di 14 kecamatan, rata-rata di wilayah utara. Karena setelah kemarau panjang kemudian diguyur hujan dengan intensitas lama," ungkapnya.
(rih/apl)