Warga Dusun Curah Lor, Desa Bligo, Kecamatan Ngluwar, Kabupaten Magelang, terancam terisolir dengan pembangunan proyek Jalan Tol Jogja-Bawen. Mereka memasang spanduk sebagai wujud protes.
Pemasangan ini dilakukan hari ini yang diawali dengan kerja bakti membersihkan rerumputan di jalan tersebut. Untuk kerja bakti ini diikuti remaja, orangtua maupun ibu-ibu.
Adapun spanduk yang dipasang antara lain bertuliskan, 'Box Pedestrian No!, Box Underpass Yess, Demi Anak Cucu. Kembalikan! Kondisi dan Fungsi Jalan Kami Seperti Semula'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Spanduk ini dipasang jalan masuk menuju Dusun Curah Lor. Kemudian, di dekat lokasi proyek tol Jogja-Bawen yang nantinya akan dibangun box pedestrian.
"Hari ini memasang spanduk atas keinginan warga Curah Lor. Yang meminta agar pembangunan box underpass, kami nggak pengen box pedestrian terlalu kecil," kata Paiman (45), perwakilan warga Curah Lor kepada wartawan di lokasi, Minggu (3/12/2023).
Dia menjelaskan selama ini dusun tersebut bisa memiliki akses jalan selebar 4 meter. Jalan tersebut bisa dilalui mobil dengan leluasa.
Namun, pelaksana proyek pembangunan jalan tol rencananya hanya akan memberikan akses berupa boks pedestrian di tempat tersebut. Hal itu membuat warga khawatir akan terisolir.
"Kalau nanti box pedestrian dibuat nanti kami jadi terisolir. Mobil-mobil pemadam kebakaran nggak bisa masuk. Kedepannya untuk anak cucu juga akan semakin terisolir," ujarnya.
Box pedestrian tersebut, kata Paiman, ukuran 2,5 meter. Kemudian, yang diinginkan warga fungsi jalan dikembalikan seperti semua. Dimana dengan ukuran lebar 4 meter.
"Yang diinginkan warga pokoknya kembali semula, 4 meter. Pokoknya bisa dilalui seperti semula," tegasnya.
Warga setempat pernah melayangkan surat audiensi kepada DPRD Kabupaten Magelang sekitar awal September 2023. Kemudian, belum lama ini dilakukan mediasi di kantor DPUPR Kabupaten Magelang.
"(tanggapan dari proyek) Selama ini belum ada tanggapan yang seperti warga harapan. Sudah (mediasi), hasilnya tetap mau dibuat pedestrian berdasarkan gambar. Warga tetap penolakan (box pedestrian), pengennya box underpass sesuai jalan (ukuran 4 meter)," ujar dia.
"Kurang lebih saat ini ada 20 KK, tapi kedepannya pasti tambah banyak. Kalau jiwanya ada 60-an," pungkasnya.
(ahr/ahr)