Banjir bandang terjadi di Tambakromo, Kabupaten Pati, tadi malam. Akibatnya sebanyak 235 rumah warga sempat terendam banjir bandang. Berikut kondisi terkininya.
Pantauan detikJateng di lokasi, Selasa (28/11/2023) kondisi genangan banjir sudah surut di Desa Angkatan Lor dan Kidul pukul 12.00 WIB. Tidak ada genangan banjir di permukiman warga. Sisa lumpur masih terlihat di jalanan. Meski begitu, akses jalan sudah bisa dilewati kendaraan.
Kabid Kedaruratan BPBD Kudus Sutarno mengatakan pembersihan lumpur sisa banjir bandang di dua desa Kecamatan Tambakromo telah dilakukan. Total ada empat mobil tangki air dikerahkan untuk membersihkan lumpur di jalanan dan rumah warga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kegiatan pembersihan lumpur, pertama dua tangki dan tambah dua tangki lagi. Lokasinya di Desa Angkatan Lor dan Kidul," jelas Sutarno saat dihubungi detikJateng lewat sambungan telepon, siang ini.
![]() |
Ia mengatakan banjir bandang sempat merendam 235 rumah, di antaranya 210 rumah di Desa Angkatan Lor dan 25 rumah di Desa Angkatan Kidul. Banjir diperparah karena adanya tanggul jebol di dua lokasi sepanjang aliran Sungai Godo. Meski demikian, genangan banjir sudah surut.
"Karena terjadi tanggul longsor akhirnya dampak airnya luber, air lewat saja, tidak ada genangan lama, seperti banjir bandang," jelasnya.
Sutarno mengaku waktu dekat akan melakukan rapat koordinasi terkait dengan antisipasi banjir. Apalagi saat ini mulai musim penghujan.
"Dalam waktu dekat ada rapat koordinasi terkait dengan persiapan musim penghujan ada imbauan terkait dengan antisipasi kalau ada tanggul kritis antar-bersama-sama OPD terkait termasuk dengan BBWS yang punya wilayah dengan tanggul," ungkapnya.
Terkait dengan kondisi Pegunungan Kendeng, ia tidak mau mengatakan kondisi gundul. Sebab selama ini kata dia Pegunungan Kendeng kondisinya kritis. Hal tersebut perlu ditangani secara bersama. Sehingga dapat meminimalisirkan kejadian banjir di wilayah Tambakromo.
"Yang jelas selama ini terjadi banjir bandang seperti itu karena kondisi di daerah hulu sudah kondisi kritis dan sebagainya. Sebetulnya hal itu kita harus duduk bersama bagaimana cara penyelesaiannya," ungkap Sutarno.
(apl/apl)