22,2 Km Pipa Terdampak Kebakaran Merbabu, Warga Gladagsari Krisis Air Bersih

22,2 Km Pipa Terdampak Kebakaran Merbabu, Warga Gladagsari Krisis Air Bersih

Jarmaji - detikJateng
Senin, 13 Nov 2023 17:16 WIB
Warga Dukuh Mongkrong, Desa Jlarem, Kecamatan Gladagsari, Kabupaten Boyolali memperbaiki pipa air yang rusak, Senin (13/11/2023).
22,2 Km Pipa Terdampak Kebakaran Merbabu, Warga Gladagsari Krisis Air Bersih (Warga Dukuh Mongkrong, Desa Jlarem, Kecamatan Gladagsari, Kabupaten Boyolali memperbaiki pipa air yang rusak, Senin (13/11/2023). Foto: Jarmaji/detikJateng)
Boyolali -

Warga Desa Jlarem, Kecamatan Gladagsari, Kabupaten Boyolali, mengalami krisis air bersih. Hal ini karena jaringan air bersih mereka yang terdampak kebakaran hutan Gunung Merbabu akhir Oktober 2023 lalu belum juga diperbaiki hingga saat ini.

Saat ini, warga di lereng Gunung Merbabu Boyolali mengandalkan bantuan air bersih. Tanpa bantuan, warga harus mengambil air dari wilayah Tengaran, Kabupaten Semarang maupun ke Salatiga.

"Belum (air bersih dari sumber di Gunung Merbabu belum mengalir ke kampung). Ya, mengandalkan bantuan, kalau lagi nggak ada bantuan ya ambil air ke (daerah) bawah, ngangsu," kata Ketua RT 07 RW 01, Dukuh Mongkrong, Desa Jlarem, Warno saat dihubungi via telepon, Senin (13/11/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Warno menerangkan ada 52 kepala keluarga (KK) di Dukuh Mongkrong yang merupakan perkampungan yang berlokasi paling atas di Desa Jlarem. Total ada 162 jiwa yang kekurangan air bersih dari kampung tersebut sejak jaringan pipa air mereka terbakar gegara kebakaran hutan Gunung Merbabu pada 27-29 Oktober lalu.


Tak hanya warga Dukuh Mongkrong, krisis air bersih dengan alasan yang sama juga dialami warga dukuh lainnya di Desa Jlarem dan Desa Ngadirojo, Kecamatan Gladagsari. Mereka menunggu bantuan air bersih dan jika sepi bantuan warga terpaksa iuran untuk mengambil air dari kawasan di bawah.

ADVERTISEMENT

"Kami ngalahi njupuk medun (mengalah ambil ke bawah), mengangsu. Ya mengambil ke Tengaran, ya ke Senjoyo (Salatiga). Ya pokoknya ambil ke mana saja yang ada air di bawah. Kami bawa toren (volume) seribu liter," jelas Warno.

Dia menyebut untuk mengisi satu toren berkapasitas 1.000 liter, warga diminta iuran kas Rp 15 ribu dan ongkos solar kendaraan sebesar Rp 25 ribu. Setiap hari total ada empat toren yang diisi.

"Empat toren jadi 4.000 liter, cukup untuk kebutuhan sehari warga di sini (Dukuh Mongkrong)," imbuh Warno.

Air kemudian ditampung di bak yang ada di atas dukuh tersebut. Baru kemudian dialirkan ke rumah-rumah warga.

Jaringan Pipa Diperbaiki Hari Ini

Warno menambahkan jaringan pipa air bersih di lereng Gunung Merbabu baru diperbaiki mulai hari ini. Warga naik untuk mengganti pipa yang rusak, pipa yang masih baik disambung sedangkan yang rusak diganti.

"Yang kira-kira terjangkau ya diperbaiki, tapi ya masih pakai pipa seadanya. Ini baru mulai dikerjakan, mulai hari ini. Menggeser pipa sisa kebakaran yang di atas, yang tidak terbakar diambil, digeser menyambung-nyambung (dari sumber air) yang terdekat. Sumber air kan ada tiga, yang dekat itu disambungkan untuk sementara," terangnya.

Terpisah, Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik BPBD Boyolali Suparman mengatakan krisis air bersih saat ini masih dialami warga Desa Jlarem dan Ngadirojo, Kecamatan Gladagsari imbas jaringan pipa air terbakar. Pihaknya kini masih terus melakukan droping air bersih kepada warga yang mengalami kekeringan di wilayah Kabupaten Boyolali.

"Masih (desa Jlarem dan Ngadirojo masih krisis air bersih). Kami masih terus melakukan droping air bersih ke warga yang kekurangan air. Hari ini ke Bengle, Wonosamudro dan Cabean Kunti, Cepogo," kata Suparman.

Total 22,2 Km Pipa Terdampak Kebakaran

Sementara itu, Asisten II Setda Boyolali, Insan Adi Asmono berdasarkan laporan dari Kecamatan Gladagsari, pipa yang terbakar dampak kebakaran hutan di Gunung Merbabu sepanjang sekitar 22,2 kilometer dan terjadi di empat jalur pipa air bersih. Yakni Dukuh Mongkrong 5.950 meter, Dukuh Grogolan 4.281 meter, Dukuh Tegalrejo 5.472 meter, dan Dukuh Ngaglik 6.595 meter.

"Berdasarkan kondisi tersebut, penggantian pipa air bersih untuk mencukupi kebutuhan air bersih yang terdampak, DPU-PR telah merekomendasikan pipa dengan ketahanan yang lebih kuat dari sebelumnya terhadap bahaya kebakaran hutan. Dan akan direalisasikan melalui Belanja Tak Terduga yang saat ini tahapannya sedang dilakukan review oleh Inspektorat Daerah," ujar Insan.

Besar belanja yang diajukan Rp 576,38 juta dengan rincian pengadaan Pipa HDPE 1" SDR 11 PN 16 sebanyak 230 rol. Kemudian Joint/aksesoris 230 unit dan jembatan sling empat lokasi sebanyak delapan unit untuk fondasi tiang penyangga seling.




(ams/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads