Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi kepada siapapun untuk melakukan tindakan serupa. Bagi Anda pembaca yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.
Misteri tewasnya pasangan suami istri Y (37) dan I (39) warga Desa Tegalrejo, Kecamatan Ceper, Klaten terungkap. Polisi menyatakan keduanya sengaja mengakhiri hidupnya.
"Dugaan kami kuat keduanya bunuh diri dengan meminum cairan kimia," jelas Kaur Bin Ops Satreskrim Polres Klaten Iptu Umar Mustofa kepada wartawan di Mapolres Klaten, Kamis (9/11/2023) siang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dijelaskan Umar, setelah kejadian penyidik mengambil sampel minuman teh di lokasi dan diperiksa Labfor. Hasilnya ditemukan kandungan dimeflutrin.
"Setelah kita minta hasil uji laboratorium forensik dan hasil kemarin kita ambil, ada kandungan dimeflutrin, di mana di dalamnya mengandung bahan kimia berbahaya," terang Umar.
Dari koordinasi dengan Labfor, sambung Umar, zat dimeflutrin itu adalah zat obat nyamuk elektrik yang masuk di teh yang diminum. Penyelidikan lain, ada riwayat keduanya juga terlilit utang.
"Kemudian kalau melihat riwayat dari keduanya punya utang yang cukup banyak, terlilit hutang. Ini dugaan kuat keduanya meminum teh yang ada kandungan dimeflutrin tersebut," kata Umar.
Dengan temuan itu, terang Umar, proses hukum kejadian tersebut dihentikan oleh penyidik. Hal ini karena temuan bukti dan hasil pemeriksaan saksi kuat mengindikasikan korban bunuh diri.
"Hasil klarifikasi dan pemeriksaan saksi dan bukti petunjuk, keduanya meninggal karena meminum teh dicampur dengan kandungan zat berbahaya tersebut. Kami sudah maksimal, indikasinya kuat bunuh diri," imbuh Umar.
Sebelumnya diberitakan, pasangan suami istri (pasutri) Y (37) dan I (39) warga Desa Tegalrejo, Kecamatan Ceper, Klaten ditemukan meninggal dunia di tempat tidur dalam posisi berpelukan Rabu (11/10). Polres Klaten pun mengambil sampel makanan dan minuman dari lokasi untuk dikirim ke laboratorium forensik (labfor).
"Kita tetap melakukan pendalaman, kita mengambil sampel makanan-makanan yang ada di lokasi. Kita kirim ke Labfor," kata Kapolres Klaten, AKBP Warsono melalui rekaman video yang dikirimkan Seksi Humas Polres Klaten kepada detikJateng, Rabu (11/10) sore.
Warsono mengatakan pihaknya melakukan penyelidikan mendalam terkait meninggalnya pasutri itu. "Karena memang dari hasil visum luar tidak ada tanda-tanda kekerasan atau tanda lain. Sehingga kita melakukan pendalaman," ujar Warsono.
(aku/ams)