Warga sekampung di Desa Terban, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus, pernah bedol desa atau pindah karena bencana alam. Mereka pun harus pindah lokasi dukuh atau dusun ke wilayah yang aman. Seperti apa ceritanya?
Satu di antara warga yang bedol desa adalah Sumo Pasemin (65). Sumo dulunya tinggal di lereng Pegunungan Patiayam atau tepatnya Dukuh Ngrangit, Desa Terban. Sumo tinggal bersama ratusan warga lainnya.
Akan tetapi, Sumo bersama keluarganya harus pindah turun dari lereng Pegunungan Patiayam karena bencana alam pada tahun 2002. Dia menceritakan saat itu tengah terjadi bencana alam tanah longsor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tanah permukiman warga di lereng pegunungan itu mengalami retak-retak. Kala itu ada sekitar 20 rumah warga yang ambruk karena bencana tersebut. Tak ayal warga pun akhirnya menyelamatkan diri dan pindah dukuh ke lokasi yang lebih aman.
![]() |
"Karena bencana dulu longsor, warga disuruh kabur karena takut longsor, itu sudah ada 20 rumah roboh, itu tahun 2002," jelas Sumo kepada detikJateng saat ditemui di lokasi, Selasa (24/10/2023).
Sumo kini bersama keluarganya dan ratusan warga lainnya pindah ke dukuh yang lebih aman. Dukuh itu diberi nama Dukuh Ngrangit Baru. Sedangkan dukuh yang ditinggalkan warga dikenang menjadi Ngrangit Lama.
"Kalau di Ngrangit Baru ada yang bertani ada yang bekerja di pabrik," kata Sumo.
Terpisah, Kepala Desa Terban Supeno membenarkan adanya relokasi ratusan warganya karena bencana alam. Menurutnya, dukuh yang bedol desa dulunya ditempat 1 RW dan 3 RT Dukuh Ngrangit. Mereka pindah dari lereng Pegunungan Patiayam ke bawah. Warga menamai dukuh yang baru dengan nama Ngrangit Baru.
"Jadi untuk tahun kurang tahu pasti, memang ada salah satu dukuh yang dulu direlokasi itu namanya Dukuh Ngrangit itu satu dukuh satu RW, tiga RT itu bedol dukuh dibawa ke bawah," kata Supeno kepada detikJateng ditemui di kantornya.
"Jadi setelah ada relokasi lokasi lama sudah kembali hutan lagi," jelasnya.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
Menurutnya dukuh yang ditinggalkan warga berjarak sekitar 3 kilometer dengan balai desa. Kondisinya kini pun hanya menyisakan hutan di lereng Pegunungan Patiayam. Akses jalan pun hanya bisa dilewati dengan jalan kaki atau kendaraan sepeda motor khusus.
"Kejadian itu terkait dengan struktur tanah, tanahnya retak-retak akhirnya ada relokasi dari Pemkab Kudus dan seluruh warga akhirnya ikut relokasi," jelas Supeno.
"Sekarang masih nama Dukuh Ngrangit Baru, dulu yang ditinggalkan Dukuh Ngrangit lama, untuk saat ini menjadi peyangga gunung karena hutan," ungkapnya.
Supeno mengatakan di desanya terdapat 9 RW dan 35 RW. Dengan total warga jiwa sebanyak 9 ribu jiwa. Supeno pun berkeinginan untuk mengembangkan desanya menjadi potensi wisata di Kudus bagian timur.
"Saya komitmen desa wisata dengan adanya situs purbakala harapan kami ke depan untuk peningkatan UMKM, dengan adanya kawasan situs purbakala itu Desa Terban mendapatkan SK Desa Wisata berkembang. Harapan kami kawasan menjadi destinasi wisata di Kudus bagian timur," pungkas Supeno.