Tak hanya di Solo, spanduk dengan gambar karikatur tokoh Punakawan, Petruk juga beredar sejumlah titik di Kota Semarang. Belum diketahui siapa pemasangnya, namun menurut warga sudah ada sejak dua hari terakhir.
Poster bergambar Petruk itu ada dua jenis yaitu yang berwana kuning dengan Petruk yang menaiki sepeda bertuliskan 'Dadi Wong Jowo Ojo Ilang Jowone' yang artinya 'jadi orang Jawa jangan hilang Jawanya'. Kemudian gambar Petruk tersenyum dengan tulisan "Ojo Nganti Dari Wong Jowo Lali Jowone".
Dari pantauan detikJateng, spanduk itu ada di Jalan Brigjen Sudiarto atau Jalan Majapahit di jembatan penyebrangan orang Pasar Gayamsari. Kemudian ada juga di Jalan Fatmawati di dekat Pasar Pedurungan.
Kemudian ada juga di Jalan Sriwijaya tepatnya di pertigaan traffic light Jalan Kawi. Di Jalan Kawi sendiri juga ada. Naik ke daerah atas yaitu di Jalan Setiabudi juga ada antara lain sebelum traffic light, Setiabudi dan sekitar Terminal Banyumanik.
"Sepertinya sudah dua hari terakhir ini dipasang, tapi tidak tahu siapa yang pasang," kata salah satu warga di Jalan Sriwijaya yang biasa disebut pak Jo, Kamis (26/10/2023) sore.
Kepala Satpol PP Kota Semarang, Fajar Purwoto saat ditanya apakah spanduk-spanduk itu berizin, ia menjawab akan menindak malam ini. Spanduk tersebut akan diturunkan tim yang sedang berkeliling menurunkan spanduk tak berizin.
"Mau kita ambili, mas. Nanti malam, tadi habis ngambili MMT yang tidak berizin," kata Fajar saat dikonfirmasi detikJateng.
Jika memang spanduk itu dipasang dua hari terakhir maka bertepatan tensi politik yang menghangat saat Prabowo-Gibran mendaftarkan diri ke KPU sebagai capres dan cawapres.
Menanggapi spanduk Petruk yang dikaitkan dengan kondisi politik saat ini, Bendahara DPD PDIP Jateng, Agustina Wilujeng Pramestuti mengatakan tidak tahu menahu soal spanduk itu, namun menurutnya pemasangan spanduk itu lebih ke menyuarakan gerakan budaya.
"Wartawan suka mengait-kaitkan, he-he. Saya kira gerakan budaya. Gerakan budaya, kalau budaya Jawa kan banyak sekali. Saat ini kan banyak sekali, kalau aku sebagai budayawan ya pikirannya adalah karena pengaruh daripada keterbukaan informasi yang bisa membuat orang itu membuka laman apa saja. Maka gerakan untuk mencintai kebudayaan dengan segala isinya itu harus segera digalakkan kembali, terutama pengaruh-pengaruh budaya dari misalnya Korea. Kemudian budaya-budaya dari Barat, dari Timur kan juga banyak sekali," kata Agustina dihubungi lewat telepon.
Spanduk serupa juga beredar di Solo, simak di halaman selanjutnya.
(aku/ahr)