Massa PKL Penjual Sayur Pasar Bintoro Demo di Kantor Bupati Demak

Massa PKL Penjual Sayur Pasar Bintoro Demo di Kantor Bupati Demak

Mochamad Saifudin - detikJateng
Rabu, 25 Okt 2023 18:09 WIB
Massa PKL Pasar Pagi atau Bintoro berdemo di Kantor Bupati Demak, Rabu (25/10/2023). Mereka mengeluhkan dagangan sepi sejak ditertibkan.
Massa PKL Pasar Pagi atau Bintoro berdemo di Kantor Bupati Demak (Foto: Mochamad Saifudin/detikJateng)
Demak -

Massa pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di depan Pasar Bintoro atau Pasar Pagi berdemo di Kantor Bupati Demak. Mereka protes pemindahan lapak karena penghasilan dinilai berkurang drastis.

Massa berorasi di atas mobil pikap depan gerbang Kantor Bupati Demak. Mereka berorasi tanpa membawa atribut spanduk dan tampak dijaga ketat oleh petugas keamanan.

Sebagai infomasi, para PKL di Pasar Pagi Bintoro itu berjumlah sekitar 200 orang. Mereka berjualan sejak pandemi COVID-19 dan dibuatkan lapak dengan batasan garis di atas aspal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Belakangan para PKL ini ditertibkan petugas ke dalam pasar agar tidak mengganggu lalu lintas dan keindahan jalan. Pasar tersebut sekitar 100 meter dari kantor Bupati Demak.

Koordinator aksi, Tono Masiran mengatakan PKL yang dipindahkan ke dalam Pasar Bintoro hanya menghabiskan modal. Sebab, setiap hari penghasilannya berkurang dibandingkan berjualan di jalan depan pasar.

ADVERTISEMENT

"Yang di dalam itu sedang proses menghabiskan modal, karena di dalam itu banyak barang yang busuk. Mengalami kerugian terus menerus, jadi tunggu modalnya habis aja," kata Tono kepada wartawan usai aksi, Rabu (25/10/2023).

Ia menerangkan sekitar 200 PKL yang berjualan di area tersebut. Yakni mayoritas dagang sayur.

"Mayoritas dagang sayur," terang Tono yang juga Ketua Paguyuban PKL Punggawa Kota Wali itu.

Hal senada disampaikan pedagang kol, Subhan. Dia menyebut dagangannya tak laku sejak berjualan di dalam pasar.

"(Sebelumnya) Habis kol dua keranjang setiap hari, saat ini habis satu keranjang itu tiga hari," keluh Subhan.

Keluhan serupa juga disampaikan pedagang ikan asin, Akhmad Solikan (52). Dia menyebut berjualan di dalam pasar tidak memudahkan pembeli yang biasa bertransaksi dari motor.

"Nggak laku, lakunya itu susah di dalem. Pertama sempit masuknya (pasar), kedua pedagang itu uyel-uyelan di dalam. Orang beli pakai sepeda motor nggak bisa," kata Solikan.

"Jualan dari jam 00.00 WIB sampai jam 07.00 WIB," sambung Solikan warga Morodemak, Bonang itu.

Massa PKL Pasar Pagi atau Bintoro berdemo di Kantor Bupati Demak, Rabu (25/10/2023). Mereka mengeluhkan dagangan sepi sejak ditertibkan.Perwakilan massa PKL Pasar Pagi atau Bintoro yang berdemo di Kantor Bupati Demak ditemui Sekda Demak dan Pejabat di Pemkab Demak, Rabu (25/10/2023). Foto: Mochamad Saifudin/detikJateng

Ia mengaku sudah tiga tahun berjualan di pasar pagi depan Pasar Bintoro tersebut. Ia meminta pemerintah agar mengizinkan pedagang berjualan seperti semula namun tak mengganggu jalan.

"Tuntutannya bisa jualan di pinggir jalan tapi nggak mengganggu jalan, bisa diaturlah, supaya nggak ganggu jalan gimana bagusnya, gimana," pintanya.

Perwakilan massa aksi kemudian diterima Pemkab Demak di ruangan Setda Demak. Perwakilan dari Pemkab Demak yakni Sekda, Kasatpol PP, Kadindagkop, Sekdishub, Polres Demak, dan sebagainya.

Respons Pemkab Demak di halaman berikutnya.

Respons Pemkab Demak

Menanggapi hal tersebut Sekda Demak, Akhmad Sugiharto mengungkap hasil pertemuan dengan PKL Pasar Pagi. Sugihartono menyebut massa PKL itu emoh pindah ke dalam pasar.

"Temen-temen yang notabene PKL, karena tidak punya tempat di pasar, ada satu keinginan kalau Pemda itu belum mempunyai tempat yang memungkinkan, jangan dipindah dulu, diterima dulu. Artinya itu belum pas kalau menurut temen-temen PKL itu," ujar Sugiharto.

"Temen temen sendiri pada saat itu kan karena begitu crowded-nya di jalan, akhirnya kita tertibkan itu. Karena ini kan PKL itu sebetulnya awalnya dari COVID itu kan. Kita kotak-kotak di situ agar pedagang di atas bisa turun, cuma orang sekarang kan paling enak dagang. Pedagang tambah, akhirnya menggeser temen-temen yang ada di dalem (pasar)," imbuhnya.

Di sisi lain, Sugiharto meminta pengertian para PKL tersebut. Hal ini terkait kelangsungan para pedagang yang berada di dalam pasar. Pihaknya menegaskan penertiban dilakukan karena sesuai aturan yang berlaku.

"Makanya tadi kami sampaikan, ayolah jangan kita memikirkan diri kita sendiri tetapi kita memikirkan temen temen kita yang di dalem juga, yang notabene mungkin dicegat oleh dagangannya njenengan (kalian) sehingga dagangan di dalam itu sepi," terangnya.

"Nah, kita saling memikirkan itu. Kita juga akan sampaikan ke Ibu Bupati bagaimana solusi-solusinya nanti. Cuma kita sampaikan sementara seperti ini dulu, karena itu sudah aturan, apapun itu sudah disetujui semuanya. Tetap jualan di dalam pasar dulu," imbuhnya.

Ia menambahkan dirinya akan mengusulkan solusi untuk pasar khusus PKL kepada Bupati. Sugiharto pun memaklumi awal-awal pindah lapak, para pedagang akan merasakan sepi.

"Untuk pasar sayur, Pasar Pagi, sebetulnya kita juga ada area-area kok. Cuma kan untuk memindahkan tidak gampang, karena merasa di situ sudah nyaman, pendapatannya juga sudah banyak. Usaha awal kan pasti sepi lah, butuh proses. Inilah yang sulit diterima oleh temen-temen," ujarnya.

"Pasar sayur, pasar apapun kita perlu, sebisa mungkin kan saya pengin ada pasar kekhususan pasar-pasar, selain Pasar Bintoro ya. Kalau Pasar Bintoro kan mix, ada semua di situ. Nanti kita sampaikan kepada Ibu Bupati terlebih dahulu," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(ams/ahr)


Hide Ads