Israel Terus Bombardir Gaza, 700 Orang Tewas dalam Sehari

Internasional

Israel Terus Bombardir Gaza, 700 Orang Tewas dalam Sehari

Tim detikNews - detikJateng
Rabu, 25 Okt 2023 11:49 WIB
Solo -

Israel terus melancarkan serangan besar-besaran ke Jalur Gaza. Akibat serangan yang terus dilancarkan tersebut dalam sehari tercatat ada 700 orang di Jalur Gaza tewas. Angka kematian korban serangan Israel ini sebagaimana dikonfirmasi oleh Kementerian Kesehatan Palestina.

Dilansir detikNews, Rabu (25/10/2023) angka ini tercatat sebagai yang tertinggi dalam 24 jam sejak Israel menggempur Jalur Gaza selama lebih dari dua pekan terakhir.

Seperti dilansir Al Arabiya, Rabu (25/10), badan-badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bahkan memohon hingga 'berlutut' pada Selasa (24/10) agar bantuan darurat diizinkan masuk tanpa hambatan ke wilayah Jalur Gaza.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kementerian Kesehatan Palestina dalam pernyataannya menyebut sejak serangan Israel 7 Oktober lalu jumlah korban tewas mencapai 5.791 orang. Dari jumlah tersebut, 2.360 di antaranya adalah anak-anak.

Sementara, masih dalam keterangan Kementerian Kesehatan Palestina, bahwa sebanyak 704 orang tewas dalam 24 jam terakhir di Jalur Gaza. Hanya saja laporan tersebut tidak bisa diverifikasi secara independen.

ADVERTISEMENT

Sementara itu, militer Israel mengatakan pasukannya membunuh puluhan militan Hamas dalam serangan semalam, yang menargetkan lebih dari 400 target Hamas di Jalur Gaza. Namun diakui oleh Tel Aviv bahwa dibutuhkan waktu untuk menghancurkan kelompok militan itu setelah serangan mematikan dilancarkan pada 7 Oktober lalu.

Lebih dari 1.400 orang, yang sebagian besar warga sipil, dilaporkan tewas akibat serangan mengejutkan Hamas.

Badan-badan bantuan internasional memperingatkan akan adanya bencana kemanusiaan di Jalur Gaza. Sementara Sekjen PBB Antonio Guterres memohon agar warga sipil dilindungi, menyuarakan keprihatinan soal 'pelanggaran nyata terhadap hukum kemanusiaan internasional' di Jalur Gaza.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyerukan 'gencatan senjata kemanusiaan segera' demi memungkinkan penyaluran makanan, obat-obatan, dan bahan bakar yang aman.

Namun tampaknya kecil kemungkinan akan terjadi gencatan senjata dalam waktu dekat, dengan penderitaan warga sipil semakin meluas.

(apl/rih)


Hide Ads