Penyidik Satreskrim Polresta Magelang akan melakukan klarifikasi kepada sejumlah siswa SMP di Magelang yang mendapatkan video call (VC) seorang laki-laki memamerkan alat kemaluannya. Penyidik kini tengah mendalami modus yang dilakukan pengirim gambar tersebut.
"Karena sensitif, saya tidak menjelaskan panjang dan lebar. Yang pasti sudah kita melakukan penyelidikan, undangan klarifikasi sudah terkirim. Memang modusnya di sini kita sedang dalami," kata Kasat Reskrim Polresta Magelang Kompol Rifeld Constantien Baba kepada wartawan usai menghadiri Apel Gelar Pasukan Operasi Mantap Brata Candi 2023-2024 Polresta Magelang di Candi Borobudur, Kamis (19/10/2023).
Menurut Rifeld, ibu dari salah satu anak ada yang kaget setelah menemukan gambar tidak senonoh di HP anaknya. Pendalaman, lanjutnya, akan dilakukan baik pada media maupun perangkat keras dan lunak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami belum bisa terlalu jauh karena apa, karena nanti ini pendalamannya baik melalui medianya, hardware, softwarenya akan kami dalami betul supaya tidak salah dalam melangkah," kata Rifeld.
"Ini memang cukup mencemaskan dari pihak sekolah juga sudah tahu dan ikut mendukung supaya ini cepat terungkap. Yang pasti pihak sekolah sudah kami hubungi, orang tua sudah kami hubungi," imbuhnya.
Disinggung soal jumlah anak yang menerima gambar tak senonoh tersebut, Rifeld menyebut sementara ada tiga anak.
"Sementara masih awal ini tiga ya, tapi kami akan terus mengembangkan. (Anak sudah dimintai keterangan?) Belum," katanya.
Diberitakan sebelumnya, sejumlah siswa SMP di Kabupaten Magelang mendapatkan video call (VC) seorang laki-laki yang memamerkan alat kemaluannya. Kasus ini kini masih dalam penyelidikan Reskrim Polresta Magelang.
Kejadian ini terjadi sekitar awal Oktober dan dilaporkan pihak sekolah ke Polresta Magelang, Selasa (10/10). Kasus ini bermula saat orang tidak dikenal menghubungi guru untuk dimasukkan ke dalam grup WhatsApp (WA) siswa dan wali murid.
"Setelah itu dimasukkan dalam grup siswa, kemudian orang ini keluar. Terus meminta dimasukkan grup wali siswa," kata Wakil Kepala SMP Bidang Humas tempat siswa bersekolah, Chakim Muqtada saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (18/10).
Chakim menyebut setelah yang bersangkutan masuk ke grup wali siswa, oknum tersebut kemudian keluar grup. Setelahnya, sejumlah siswa melapor mendapatkan video call maupun mendapatkan kiriman gambar tak senonoh.
(aku/ahr)











































