Alunan musik Festival Supernova di Israel berubah menjadi petaka usai serangan militan Hamas. Serangan roket beruntun menewaskan ratusan orang pengunjung festival tersebut.
Dikutip dari detikTravel, Independent melaporkan pengunjung Festival Supernova mengungkap kesaksian tentang suasana mencekam saat serangan itu terjadi pada Sabtu (7/10).
Seorang bartender Peleg Oren menceritakan saat itu pukul 06.00 orang-orang termasuk warga Inggris dan Jerman, masih ada bergoyang, berjoget, dan menyanyi menikmati musik. Mereka masih bersenang-senang di bawah tenda warna-warni yang didirikan di Festival Supernova.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun suasana tiba-tiba berubah menjadi petaka saat roket menghujani area festival di utara Re'im kibbutz. Lokasi ini berada di sekitar 6 km dari timur Gaza.
Musik berhenti dan seluruh peserta, musisi, dan pelayan kedai makanan dan minuman tiarap. Posisi itu seolah sudah otomatis dilakukan berdasarkan latihan yang mereka pelajari dari warga Israel, yang 'biasa' dengan baku tembak lintas batas dengan Hamas.
Namun, kata dia, serangan kali ini tidak seperti biasanya.
"Selama lima menit tidak ada sedetik pun waktu tanpa roket," kata Peleg Oren.
Rentetan serangan itu bahkan ditambah dengan suara tembakan. Dalam kepanikan luar biasa Peleg Oren mengendarai mobilnya.
Dia sempat berusaha mengajak teman-temannya tapi ditolak.
"Saya mencoba meyakinkan teman-teman untuk pergi bersama saya, tetapi beberapa sudah memesan taksi dan ingin tetap bersama sehingga mereka tidak mau mendengarkan," katanya kepada The Independent.
Saat itu ada banyak pengunjung festival yang datang dengan bus dan tidak memiliki kendaraan pribadi.
Detik-detik Militan Hamas Terobos Perbatasan Israel
Hanya dalam hitungan menit, militan Hamas menerobos pagar perbatasan Israel menyerbu masuk ke area festival dengan granat dan senapan.
Menurut saksi mata, mereka menembak dan membunuh serta menculik puluhan orang. Militan Hamas juga memburu pengunjung pesta yang mencoba bersembunyi di kawasan hutan di sekitar perkemahan.
Peristiwa itu langsung tersebar kepada keluarga dan teman setelah orang-orang di Festival Supernova mengabarkan situasi yang mereka alami.
Setelah itu muncul berbagai video di media sosial mengenai penculikan tersebut. Salah satu video menunjukkan seorang wanita muda bernama Noa Argamani diculik oleh militan Hamas saat dia sedang mengendarai sepeda motor bersama pacarnya.
"Kami terakhir mendengar kabar dari Noa sekitar jam 10.00 dan hal berikutnya yang kami lihat adalah dia di video propaganda Hamas," kata Yad Gorjalstan, teman masa kecilnya.
"Anda dapat mendengarnya berteriak, 'Tidak, tidak, tidak, saya tidak bersalah!'" kata dia sambil menangis.
Yad membagikan tangkapan layar terakhir dari pesan-pesan Noa beberapa saat sebelum dia ditangkap. Sementara itu, Hamas menembak mati orang-orang di Festival Supernova itu.
Dalam pesan yang dikirimkan itu, Noa berulang kali meminta bantuan dan menyebut agar tentara datang dan membantu mereka.
Adapun pengunjung lain yang diyakini juga disandera di Gaza adalah seorang pria Inggris bernama Jake Marlowe. Seorang teman bernama Daniel Aboudy mengatakan Jake Marlowe saat itu melakukan pengamanan pada acara festival, menurut Daniel Aboudy
Jake mengirimkan pesan suara terakhir yang mengatakan bahwa dia sedang menyaksikan "militan Hamas mengumpulkan orang-orang dari pesta... di depan mata kami," katanya melalui pesan suara kepada Independent.
"Kami telah berbicara dengan komando front dalam negeri di Israel dan kemudian Kementerian Luar Negeri, tetapi sejauh ini, kami tidak tahu apa-apa tentang apa yang terjadi setelah itu," kata Daniel merespons pesan Marlowe.
Ditemukan Lebih dari 260 Mayat di Lokasi Festival Supernova
Badan pencarian dan penyelamatan Israel mengatakan lebih dari 260 mayat telah ditemukan dari festival musik tersebut pada Minggu malam.
"Belum terkumpul semuanya," kata lembaga bernama Zaka itu.
Militer Israel sebelumnya mengatakan tidak memiliki angka pasti berapa banyak orang yang diculik di Gaza selama festival tersebut. Selain itu disebutkan bahwa sejumlah besar orang telah terbunuh dan disandera.
"Ada keprihatinan mendalam terhadap kesejahteraan dan kehidupan para sandera. Pada tahap ini, saya rasa tidak ada yang bisa menjamin mereka akan dikembalikan hidup-hidup. Kami tidak tahu siapa yang hidup dan siapa yang mati," kata Letnan Kolonel Jonathan Conricus, juru bicara militer internasional Israel.
(sip/sip)