.webp)
BMKG menjelaskan suhu udara Semarang terasa panas pada awal Oktober akibat gerak semu tahunan Matahari. Kondisi tersebut diperkirakan akan terjadi sepanjang Oktober.
"Gerak semu tahunan Matahari, di mana bulan Oktober Matahari bergerak ekuator menuju ke selatan ekuator, sehingga wilayah selatan ekuator seperti Jawa, Bali, Nusa Tenggara mendapatkan panas yang lebih intens," kata prakirawan cuaca BMKG Ahmad Yani Semarang, Winda Ratri saat dihubungi, Selasa (10/10/2023).
Winda mengatakan, faktor berkumpulnya awan dan hujan di beberapa daerah disebut bisa menurunkan suhu panas di Semarang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Intensitas hujan lebat di beberapa wilayah karena pertumbuhan awan, jadi sinar matahari tidak diterima intens oleh permukaan bumi sehingga tidak terlalu terik, salah satu variasi harian karena itu," jelasnya.
Suhu Hari Ini Capai 35 Derajat Celsius
Dia menyebut beberapa wilayah di Jateng berpotensi hujan hari ini. Hal itu juga membuat suhu udara cenderung menurun tak seperti beberapa hari sebelumnya yang bisa mencapai 38 derajat celsius.
"Paling panas hari ini di angka 35 derajat celsius. Kemarin panas 9 Oktober 36 derajat, 8 Oktober 37 derajat. Paling panas tanggal 6 Oktober, sampai 38 derajat," lanjutnya.
Menurutnya Winda, panas terik terjadi karena tak ada awan yang menutup sinar matahari. Dia menjelaskan bahwa Jawa Tengah secara umum akan memasuki musim hujan pada November.
Hal itu juga beriringan dengan cuaca panas yang ada di Semarang. Dia menyebut panas terik di siang hari akan berangsur menurun hingga musim hujan.
"Musim hujan kebanyakan November, namun ada beberapa wilayah memang sudah duluan atau belakangan. Duluan di wilayah pegunungan, masuk penghujan awal Oktober," pungkasnya.
(dil/rih)
