Ribuan warga Karanganyar menggelar salat istisqa berjemaah di Lapangan Raden Mas Said, hari ini. Warga berdoa akan segera turun hujan hingga kebakaran Gunung Lawu bisa segera padam.
Untuk diketahui, kebakaran hutan lindung di Gunung Lawu terjadi di wilayah Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Kabupaten Ngawi dan Magetan, Jawa Timur.
Di Kabupaten Karanganyar, kebakaran hutan tersebut sudah memasuki hari ke-10. Pemadaman dengan cara manual hingga water bombing dilakukan, namun hingga kini api masih belum bisa dipadamkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Warga dan Pejabat Kabupaten Karanganyar Salat Istisqa
Salat istisqa ini dihadiri ribuan orang berbagai elemen masyarakat, dan penjabat daerah seperti Wakil Bupati Rober Christanto. Jemaah datang sekira pukul 08.00 WIB, dan melaksanakan salat pada pukul 08.30 WIB.
"Sebagai umat manusia upaya lain dilakukan dengan berdoa kepada Allah. Untuk umat muslim dengan salat istisqa itu," kata Ketua DMI Karanganyar Kyai Abdul Mu'id kepada awak media, Selasa (10/10/2023).
Dalam salat berjemaah itu, pengasuh Pondok Pesantren Isy Karima Karangpandan, Karanganyar, Ustadz Syihabbudin, menjadi imam dan khatib. Dia menuturkan, salat istisqa dalam tuntunan agama Islam dilaksanakan bila alam mulai menandakan tanda tidak wajar, seperti bencana kekeringan dan kebakaran.
"Kebakaran hutan Gunung Lawu sudah menggunakan helikopter, namun kalau Allah belum berkehendak padam, maka belum bisa padam. Karena itu sebagai umat Islam mari berdoa kepada Allah agar diturunkan hujan yang barokah dan bermanfaat bukan hujan bencana," kata Syihabbudin.
Dampak Kemarau Disebut Mengkhawatirkan
Wakil Bupati Karanganyar Rober Christanto mengatakan pihaknya sudah menginstruksi agar setiap Kelurahan/desa menggelar salat istisqa. Sebab, dampak musim panas ini dalam kategori mengkhawatirkan, dan berdampak langsung kepada masyarakat.
"Kemarau tahun ini cukup mengkhawatirkan, suhu panas, mata air tidak keluar. Kami membutuhkan jalan keluar untuk meminta pertolongan kepada Allah," ucap Rober.
Dia menuturkan, pemadaman kebakaran di Gunung Lawu terus dilakukan. Namun, upaya memohon segera diturunkannya hujan untuk menangani bencana yang terjadi juga perlu dilakukan.
"Kita sudah berupaya dengan pemadaman menggunakan metode water bombing, tapi belum bisa juga padam. Satu-satunya jalan untuk memadamkan api tetap dengan berdoa kepada Allah," pungkasnya.
(aku/sip)