Jalan Pahlawan Kota Semarang akan ditutup sementara mulai malam ini hingga hari Minggu (8/10) pagi. Hal itu karena ada Festival Pendamping Beras untuk Kota Semarang Menuju Daulat Pangan.
Dalam akun instagram @semarangpemkot disebutkan pengalihan arus atau penutupan Jalan Pahlawan dimulai pukul 22.00 WIB hingga hari Minggu besok pukul 10.00 WIB. Tidak semua Jalan Pahlawan ditutup melainkan mulai Hotel Ibis Style hingga bundaran air mancur.
"Dalam rangka Festival Pendamping Beras untuk Kota Semarang Menuju Daulat Pangan akan dilakukan pengalihan arus lalu lintas pada Jalan Pahlawan, dari depan Ibis Style sampai bundaran air mancur dan dari bundaran air mancur menuju Simpang Lima pada hari Sabtu, 7 Oktober 2023, Pukul 22.00 WIB sampai dengan Minggu 8 Oktober 2023, Pukul 10.00 WIB," tulis akun tersebut, Sabtu (7/10/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu terkait festival tersebut, bakal ada 114 stand yang bakal dipenuhi kegiatan memasak. Para koki akan menunjukkan masakan yang bahannya nonberas dan gandum. Hasilnya bisa dinikmati gratis oleh warga.
"Nanti akan ada demo memasak yang diikuti oleh teman-teman pemerintah kota, termasuk saya, akan ada 114 booth yang akan melakukan aktivitas masak. Bahan-bahan semuanya bukan dari gandum, melainkan sorgum yang ternyata bisa dioalah. Dan akan ada chef-chef hotel yang akan mengajari dan mengedukasi masyarakat yang ada di Kota Semarang dengan bahan nonberas dan gandum," kata Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu (Ita) dalam keterangannya.
Makanan Pendamping Beras
Ia berharap festival itu bisa mengedukasi masyarakat bahwa makanan pendamping beras contohnya hanjeli, sorgum, sukun, porang, ubi, jagung, singkong, pisang bisa jadi makanan utama. Terlebih di masa panen yang tedampak el Nino dan juga harga beras yang tinggi.
"Jadi stigma salah, kenapa dinamai Pendamping Beras karena kita tiap pagi sampai malam makannya dari beras. Dan saya tiga bulan ini nggak makan nasi dan gula, ternyata tambah sehat sekaligus diet dan sekaligus ngirit (berhemat)," kata Ita.
"Festival ini tidak hanya festival, tetapi ada pasar taninya. Kemudian mensosialisasikan bagaimana ketahanan pangan di kota Semarang harus terus berjalan," imbuhnya.
(apl/apl)