Pemadaman kebakaran hutan lindung di Gunung Lawu wilayah Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, dengan water bombing baru bisa dilakukan hari ini. Sedianya, Water Bombing dilakukan sejak dua hari yang lalu, namun batal terlaksana.
Kalakhar BPBD Karanganyar Juli Padmi Handayani mengatakan, batalnya pemadaman dengan water bombing karena kendala cuaca. Sebab, di lokasi titik kebakaran terjadi kabut, dan angin yang cukup kencang.
Water bombing kembali dijadwalkan pada pagi tadi. Namun cuaca yang belum memungkinkan, terpaksa menunda jadwal penerbangan helikopter hingga sore ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Helikopter untuk water booming kita jadwalkan jam 07.00 WIB sebenarnya. Tapi tadi cuaca kurang mendukung, akhirnya tidak jadi. Setelah itu sekira pukul 12.00 WIB, coba dilintasi lagi ternyata berkendala cuaca yaitu angin," kata Juli kepada awak media, Jumat (6/10/2023).
Koordinasi terus dilakukan BPBD Karanganyar, dengan BNPB. Selepas salat Jumat, Tenaga Ahli BNPB Kolonel Inf Heri Setyono mengecek langsung kondisi di Candi Cetho.
Proses water bombing mengambil air dari embung Banyu Kuwung Anggrasmanis, Kecamatan Jenawi, Karanganyar. Juli mengatakan, titik itu merupakan lokasi terdekat mengambil air, sehingga mempermudah lalulintas helikopter ke titik api.
"Beliau (Heri) survei ke lapangan, ke Mako, dan pengambilan air, akhirnya beliau memutuskan untuk hari ini pada sore hari diluncurkan waterboomnya," ucapnya.
Meski sudah dilakukan water bombing, relawan gabungan juga tetap diberangkatkan ke titik api untuk melakukan pemetaan, lokalisir, dan pemadaman api secara manual.
Cuaca Buruk, Relawan Ditarik
Administratur KKPH Perhutani Surakarta, Herri Merkussiyanyanto Putro mengatakan, tim relawan pada hari ini ditarik lebih cepat karena kondisi cuaca. Situasi itu, dinilai cukup membahayakan para relawan.
"Kondisinya tidak memungkinkan, angin kencang, berkabut, dan mendung sehingga ini membahayakan tim yang ada di atas. Sekaligus ada rencana water booming hari ini, sehingga kita tarik dulu untuk evaluasi ke depan," kata Herri.
Dia memprediksi ada ratusan hektare lahan milik Perhutani yang terbakar akibat kejadian ini. Titiknya masih berada di anak petak 63A1 dan 63A2 di Kecamatan Jenawi dan Ngargoyoso.
Objek yang terbakar merupakan vegetasi berupa semak, savana, dan pohon cemara. Cuaca yang kering, angin kencang dan medan yang terjal, membuat rembetan api semakin cepat.
"Luas bertambah cepat karena penanganan ini hanya terjadi pada pagi hari sampai sore. Sementara sore sampai pagi harinya, api tetap menjalar karena tidak ada semacam penanganan atau tindakan. Sehingga itu akan memperluas dari kebakaran itu sendiri," pungkasnya.
(apl/ahr)