Pelaku Bullying Sragen Ternyata Teman Sekolah Korban tapi DO

Pelaku Bullying Sragen Ternyata Teman Sekolah Korban tapi DO

Tara Wahyu NV - detikJateng
Kamis, 05 Okt 2023 20:45 WIB
Ilustrasi bullying
Ilustrasi bullying di Sragen (Foto: Thinkstock)
Sragen -

Heboh video bullying atau perundungan di Kabupaten Sragen yang melibatkan remaja perempuan. Pelaku ternyata teman sekolah korban, namun saat peristiwa perundungan terjadi pelaku statusnya sudah keluar dari sekolah atau DO.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMP tempat korban belajar, Teguh Hartadi mengatakan korban dan pelaku dulunya satu angkatan.

"Jadi anak tersebut (korban) masih kelas IX dan pelakunya tersebut sudah drop out. Dulu seangkatan teman satu leting kelas VIII-nya bareng dengan korban," kata Teguh dihubungi detikJateng, Kamis (5/10/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terkait peristiwa perundungan yang viral di jembatan panjang, Sambungmacan, Sragen, lanjut Teguh, terjadi setelah pelaku DO dari sekolah.

"Kalau kata korban kejadian itu sore hari. Jadi waktu itu, peristiwa itu pelaku tidak sekolah, keluarnya kelas VIII semester 1 jadi anak yang drop out," jelasnya.

ADVERTISEMENT

"Surat pernyataan keluar saya ada, sudah dibuat pihak sana dan bermeterai pihak BK, dulu pihak BK juga sudah ke sana itu," ungkapnya

Teguh menambahkan, dari pengakuan korban, ia tidak mengalami luka usai peristiwa pemukulan tersebut.

"Dia bilang tidak ada, pengakuan dia tapi kenyataan nggak tahu. Pihak sekolah tahu juga baru saja setelah viral," jelasnya.

Untuk diketahui, video bullying yang sempat beredar di media sosial beberapa waktu lalu ternyata merupakan siswa di SMP negeri di Sragen. Korban diketahui saat ini kelas IX.

Sebelumnya, aksi perundungan dilakukan oleh beberapa remaja putri di jembatan panjang di Sambungmacan, Sragen. Video tersebut beredar di media sosial Instagram.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMP tempat korban belajar, Teguh Hartadi membenarkan bahwa korban merupakan murid SMP tersebut. Dirinya juga mengakui adanya tindakan perundungan yang dilakukan oleh pelaku ke korban.

"Ya saya klarifikasi. Itu peristiwa kejadiannya bulan Agustus lalu, saat saya tanya ke korban, tapi tanggalnya lupa. Pokoknya bulan Agustus dan itu anak saya (anak didik) itu yang menjadi korban itu," kata Teguh dihubungi detikJateng, Kamis (5/10)

Teguh mengungkapkan, korban sudah tiga kali mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan oleh pelaku yang sama. Kejadian itu terjadi di dua tempat yang berbeda.

(rih/ahr)


Hide Ads