Susah Payah Warga Kais Air di Embung Tondokerto Pati yang Kering Kerontang

Susah Payah Warga Kais Air di Embung Tondokerto Pati yang Kering Kerontang

Dian Utoro Aji - detikJateng
Rabu, 04 Okt 2023 12:40 WIB
Pati -

Embung Tondokerto di Kecamatan Jakenan, Kabupaten Pati, kini kering kerontang. Embung yang dibuat tahun 2010 itu tak lagi menyimpan air, menyisakan dasar tanah yang tampak retak-retak.

Untuk diketahui, embung di Desa Tondokerto tersebut digunakan warga untuk kebutuhan sehari-hari. Embung berkapasitas sekitar 25 ribu meter kubik itu diolah untuk memenuhi kebutuhan minum dan kebutuhan lain warga.

Pantauan detikJateng, Rabu (4/10/2023) salah satu warga Tondokerto, Ali (45), sempat mencari sisa-sisa air di dasar embung. Namun sisa genangan air yang tak seberapa itu sudah tidak layak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kondisinya embung tidak ada, airnya juga tidak layak, ini satu-satunya embung yang disalurkan ke rumah," jelas Ali ditemui di lokasi, Rabu (4/10).

Ali mengaku dua bulan terakhir ini harus menunggu bantuan air bersih untuk dikonsumsi dan kebutuhan mencuci. Sebab embung yang mampu mencukupi warga kini kering kerontang karena kemarau panjang.

ADVERTISEMENT

"Kondisinya selama dikonsumsi untuk kebutuhan mandi mencuci, ini kering air bersih, sudah berjalan dua bulan. Saya ambil air ya seperti itu, kalau tidak ada air ya kondisinya seperti ini," kata dia.

Embung Tondokerto, Jakenan, Pati, kering gegara kemarau, Rabu (4/10/2023).Embung Tondokerto, Jakenan, Pati, kering gegara kemarau, Rabu (4/10/2023). Foto: Dian Utoro Aji/detikJateng

Hal senada dikatakan oleh warga lainnya Sarijan (56). Dia mengaku menunggu jika ada bantuan air bersih baru bisa mandi. Sarijan kadang pun harus membeli air galon, karena pasokan air bersih di embung sudah mengering.

"Kalau tidak ada bantuan tidak mandi, air kalau cari kurang pak, kalau di sumur tidak ada, airnya asin, terus embungnya juga kering. Cari air susah, mengandalkan bantuan," ungkapnya.

Perangkat Desa Tondokerto Mulyono mengaku daerahnya sedang dilanda kekeringan. Apalagi embung untuk memenuhi kebutuhan warganya, kini sedang kering kerontang.

Mulyono mengatakan kondisi kekeringan lebih parah dari tahun 2022 lalu. Sebab embung bantuan dari Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana itu tidak mengalami kekeringan.

"Tahun kemarin cukup, karena dipacu musim kemarau kemarin tidak begitu lama. Ini musim lama, panasnya luar biasa, sehingga air di embung ini cepat hilang, cepat kurang, biasanya mulai April sampai Agustus itu airnya cukup," kata Mulyono.

"Tanahnya panas luar biasa sehingga airnya sejak bulan Juli 2023 akhir sudah tidak ada," dia melanjutkan.

Mulyono mengatakan embung tersebut mampu mengaliri ke 400 rumah warga. Dengan kapasitas sekitar 25 ribu meter kubik. Dia pun berharap ke depan agar ada bantuan seperti memperdalam embung untuk mengantisipasi kekeringan.

(aku/apl)


Hide Ads