.webp)
Video polisi mengamankan pelaku penganiayaan dan perundungan oleh siswa SMPN 2 Cimanggu, Kabupaten Cilacap, viral di media sosial. Dalam potongan video tersebut nampak warga menggeruduk rumah pelaku penganiayaan.
Dalam video berdurasi 45 detik tersebut tampak kerumunan warga di sekitar rumah pelaku. Saat diamankan, pelaku mengenakan peci hitam dan sarung dengan ditutup masker. Beberapa warga tampak menumpahkan kekesalannya saat pelaku dimasukkan ke mobil polisi.
Kapolresta Cilacap, Kombes Fannky Ani Sugiharto membenarkan adanya penggerudukan oleh warga. Namun informasi awal yang diterima warga bahwa korban menjadi korban tawuran.
"Sebelum video (penganiayaan) ini beredar kami sudah mengamankan terhadap yang diduga pelaku. Karena ada sedikit gangguan di mana beredar informasi ini merupakan tawuran yang besar. Sehingga ada keterlibatan beberapa massa yang mengatasnamakan untuk melakukan tindakan sendiri terhadap pelaku," kata Fannky kepada wartawan, Rabu (27/9/2023).
Menurutnya proses penangkapan pelaku yang berinisial MK (15) dimulai dari pukul 15.00 hingga subuh tadi. Korban diamankan didampingi anggota keluarganya.
"Kami amankan pelaku berikut beberapa keluarga yang mendampingi 5 orang yang sementara masih kami periksa. Sehingga tidak ada tuduhan lain atau berita hoax lainnya," terangnya.
Untuk sementara polisi mengamankan 5 orang yang terlibat dalam kasus ini. 3 orang di antaranya diperiksa sebagai saksi sementara 2 lainnya saat ini berstatus sebagai terduga pelaku berinisial MK (15) dan WS (14).
Diberitakan sebelumnya, video perundangan dan penganiayaan yang dilakukan oleh siswa SMP diduga di wilayah Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Cilacap, tersebar di media sosial. Video berdurasi 4 menit 14 detik tersebut memperlihatkan penganiayaan yang dilakukan oleh seorang siswa dengan seragam yang sama.
Dalam video ini, terdapat beberapa anak-anak yang sedang berkumpul. Namun penganiayaan dan perundungan dilakukan oleh seseorang siswa yang menggunakan topi.
Pelaku nampak menganiaya korban berkali-kali hingga tersungkur. Bahkan teman-temannya yang akan memisahkan mendapat ancaman oleh pelaku agar tidak ikut campur dengan menggunakan bahasa Sunda.
(aku/rih)
