Kebakaran hutan Gunung Merbabu di wilayah Desa Ngagrong, Kecamatan Gladagsari, Kabupaten Boyolali telah padam. Kebakaran tersebut terjadi diduga karena faktor alam.
"Berdasarkan komunikasi dan koordinasi kita dengan Kalakhar BPBD (Boyolali), dan seluruh elemen masyarakat di sana, sangat dimungkinkan sekali itu (Karhutla Gunung Merbabu) terjadi karena kondisi alam," kata Kapolres Boyolali, AKBP Petrus Parningotan Silalahi, Jumat (22/9/2023).
"Kondisi alam yang sangat ekstrem, kemarau yang berkepanjangan, itu terjadi gesekan antara satu barang dengan barang lainnya (antar batang pohon), sehingga timbul percikan (api), dan dikarenakan di sana terjadi yang sangat kekeringan itu terjadi kebakaran," sambung dia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di samping itu, dugaan penyebab kebakaran karena kondisi alam juga didasarkan karena kawasan yang terbakar merupakan jalur yang sangat jarang dilalui orang. Karena hutan yang terbakar di tebing jurang yang sangat curam.
"Itu jalur yang jarang sekali dilalui manusia. Itu tebing dan sangat curam," jelasnya.
Kepala Resort Ampel Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGMb), Ekowati Murwaningsih, juga mengatakan lokasi hutan yang terbakar merupakan areal jurang yang dalam dengan kemiringan hampir 90 derajat.
Lokasi hutan yang terbakar ini secara administrasi wilayah oleh masyarakat bisa disebut blok Grogol di atas Dukuh Guwolelo. Lokasinya di ketinggian sekitar 1.800 mdpl. Masuk dalam kawasan konservasi Taman Nasional Gunung Merbabu.
"Yang terbakar lokasinya areal jurang dalam dengan kemiringan hampir 90 derajat. karena posisinya di lereng tidak ada tegakkan pohon yang besar itu didominasi semak belukar," kata Ekowati.
(apl/ahr)