Kebakaran hutan yang melanda Kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu di wilayah Boyolali sudah padam. Selama sekitar 19 jam petugas dan masyarakat langsung bergerak agar kobaran api tak meluas.
"Kalau dilihat dari secara visual memang sudah tidak ada api maupun asap, sudah tidak terlihat lagi dan ini sudah ada yang di TKP, di lokasi kejadian itu memang tidak ada lagi api, sudah padam," ujar Kepala Resort Ampel Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGMb), Ekowati Murwaningsih, kepada detikJateng di Pos Operasi Penanggulangan Kebakaran Hutan Gunung Merbabu, di bacecamp Rempala Desa Ngagrong, Kecamatan Gladagsari, Kabupaten Boyolali, Jumat (22/9/2023).
Dari pantauan detikJateng, sekitar pukul 10.00 WIB sudah tidak terlihat adanya asap yang mengepul dari lereng Gunung Merbabu sisi timur itu. Kesibukan tampak di basecamp Rempala yang menjadi Pos Operasi Pengendalian Karhutla tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ekowati menjealaskan lokasi hutan yang terbakar ini secara administrasi wilayah oleh masyarakat bisa disebut blok Grogol diatas Dukuh Guwolelo. Lokasinya di ketinggian sekitar 1.800 mdpl. Masuk dalam Kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu.
"Yang terbakar lokasinya areal jurang dalam dengan kemiringan hampir 90 derajat. karena posisinya di lereng tidak ada tegakan pohon yang besar itu didominasi semak belukar," terangnya.
Kebakaran itu diketahui sekitar pukul 15.00 WIB, Kamis (21/9) kemarin atau hingga hari ini sudah 19 jam lamanya. Asap terlihat mengepul di lereng gunung Merbabu sisi timur itu. Tim BTNGMb bersama Masyarakat langsung naik untuk melakukan upaya pemadaman.
"Kemarin kita melakukan pemadaman. Kebetulan di situ ada pipa yang mengalir diatas lokasi di atas kebakaran, akhirnya kita potong airnya kita alirkan ke arah titik api. Harapannya supaya tidak meluas," ungkap Ekowati.
Oleh karena kondisi malam, tim akhirnya ditarik turun. Pagi tadi sekitar 60 orang dari berbagai elemen, kembali naik ke lokasi kebakaran untuk kembali melakukan pemadaman. Mereka naik dari Dukuh Guwolelo dan Dukuh Ngagrong, karena lokasi kebakaran itu berada di daerah perbatasan di atas Dukuh Guwolelo tersebut.
Selain dari Taman Nasional Gunung Merbabu, masyarakat yang terlibat pemadaman berasal dari Guwolelo dan Ngagrong. Kemudian dari masyarakat peduli api (MPA), masyarakat mitra polhut (MMP), kelompok masyarakat pengguna air dan relawan KPA Rajawali.
"Sekitar 60 orang. Ada dua kelompok. Dari Guwolelo dari warga lokal jam 05.00 WIB tadi sudah ada yang naik. Kemudian jam 07.00 WIB gabungan dari beberapa elemen tadi. Jadi titik naik ada dua. Di Guwolelo dan Ngagrong, karena lokasinya di semacam perbatasan," imbuh dia.
"Khawatirnya kan misalnya ada tunggak kayu dari secara visual sudah padam tapi masih ada yang di dalamnya, atau mungkin masih berasap, ada baranya di dalamnya. Atau mungkin yang di dalam tanah masih ada bara api atau mungkin akar-akar tanaman yang masih mungkin berasap, itu kan masih potensial menjadi api. Nah ini dipastikan disana supaya itu sudah padam juga," ujar dia.
Selain memastikan sudah tidak ada titik api lagi, lanjut Ekowati, mereka juga membuat sekar bakar atau ilaran. Bara-bara bekas kebakaran yang potensial menjadi api ditimbun dengan tanah.
"Luasnya (lahan yang terbakar) belum bisa memastikan fixnya berapa cuma tadi informasi dari masyarakat yang sudah turun dari atas sekitar 1-2 hektare. Ini kita masih melakukan pengukuran disana untuk memastikan luasannya berapa," tandasnya.
Simak Video "Video Geger 4 Bocah Dirantai di Boyolali, Dititipkan ke Tersangka untuk Ngaji"
[Gambas:Video 20detik]
(ams/ams)