Viral informasi dugaan jual beli video syur mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo di media sosial. Informasi itu dibagikan oleh netizen di media sosial X (sebelumnya dikenal bernama Twitter).
Akun X @fa*** membagikan tangkapan layar akun @UNSfess berisi tangkapan layar soal dugaan jual beli konten dewasa oleh pengguna Instagram @UNS_Scandal. Akun tersebut membeli video dewasa yang diperankan oleh mahasiswa UNS.
"Ada yang cari cuan dengan JUAL KONTEN SKANDAL (idk skandal apa tapi jelas kalian baca tuh mengarah ke penyebarluasan suatu konten tanpa persetujuan ybs dan share data diri korban). Jejak digital ππ," tulis akun tersebut seperti dilihat detikJateng, Kamis (14/9/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu akun @suf*** juga mengomentari akun tersebut dan membagikan tangkapan layar percakapan antara admin yang membeli dan penjual konten dewasa.
Dari percakapan itu tertulis harga per video. Bila video tersebut anak UNS maka dibeli dengan harga Rp 50 ribu. Jika video tersebut anak UNS dan beserta identitas maka dibeli Rp 100 ribu.
Namun, bila hanya foto anak UNS dibeli dengan harga Rp 10 ribu dan bila disertakan identitas dibeli dengan harga Rp 20 ribu.
Dalam percakapan itu juga, admin mengatakan bahwa video tersebut dikonsumsi oleh komunitas.
"Buat konsumsi komunitas, berarti ada grup berbayar nih makanya si admin berani membeli," kata akun @suf***.
Mengenai viralnya dugaan jual beli video syur itu, Ketua Satgas PPKS UNS, Ismi Dwi Astuti Nurhaeni mengatakan bahwa sudah ada laporan ke Satgas PPKS terkait akun tersebut. Saat ini pihaknya sedang melakukan koordinasi.
"Iya ada laporan ke Satgas PPKS terkait akun tersebut dan saat ini kami sedang melakukan koordinasi kepada pihak kedua terkait," kata Ismi saat dihubungi detikJateng, Kamis (14/9/2023).
Ia mengaku bahwa saat ini masih melakukan pendalaman terkait aduan tersebut. Namun, kata dia, untuk pelapor bukanlah yang teridentifikasi sebagai korban yang foto atau videonya diperjualbelikan.
"Ya, laporannya ke kanal aduan Satgas PPKS, tetapi yang bersangkutan bukan teridentifikasi sebagai korban yang fotonya atau videonya diperjualbelikan sebagaimana dimaksud dalam chat yang ada. Sedang dalam proses pendalaman informasi," pungkasnya.
(rih/aku)