Asal Usul Makam Kuno yang Bermunculan saat Waduk Gajah Mungkur Wonogiri Surut

Asal Usul Makam Kuno yang Bermunculan saat Waduk Gajah Mungkur Wonogiri Surut

Muhammad Aris Munandar - detikJateng
Selasa, 12 Sep 2023 11:52 WIB
Kompleks makam kuno yang muncul di Waduk Gajah Mungkur (WGM) Wonogiri, Senin (11/9/2023).
Kompleks makam kuno yang muncul di Waduk Gajah Mungkur (WGM) Wonogiri, Senin (11/9/2023). (Foto: Muhammad Aris Munandar/detikJateng)
Wonogiri -

Kompleks makam kuno muncul saat debit air Waduk Gajah Mungkur (WGM) Wonogiri menyusut. Makam-makam itu merupakan milik masyarakat sebelum ada proyek pembangunan WGM.

Salah satu makam kuno yang muncul saat air surut dan didatangi detikJateng adalah makam yang berada di Lingkungan Jaban, Kelurahan Wuryantoro, Kecamatan Wuryantoro.

Ketua Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) Komisariat Wonogiri, Dennys Pradita, mengatakan lokasi makam itu dulunya adalah permukiman warga. Pada 1970-an warga dipindahkan ke Sumatera karena pembangunan WGM.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Warga dipindahkan tapi makamnya tetap di situ. Makam 1970 akhir baru ditinggalkan (warga), bedhol (desa). Jadi bukan makam kuno banget sebenarnya. Kisaran 1970-an itu," kata dia kepada detikJateng, Selasa (12/9/2023).

Ia mengatakan, makam yang muncul di perairan WGM saat musim kemarau saat ini tidak hanya di satu lokasi saja. Sebab dulu ada puluhan desa yang warganya dipindahkan. Tentunya setiap desa itu dulunya mempunyai makam.

ADVERTISEMENT

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, makam-makam itu bisa dilihat atau dilacak berdasarkan pasang surutnya air waduk. Ada yang muncul di daerah pinggir waduk dan ada juga yang di tengah-tengah waduk.

"Ada puluhan (lokasi makam yang muncul), yang nampak bisa dilihat dari bulannya dan saat air surut. Dulu kan ada bekas permukiman, area pertanian, sungai dan fasilitas umum. Ada puluhan desa yang tenggelam," jelas dia.

Dennys mengatakan, selain di Wuryantoro, makam yang muncul saat air waduk menyusut dapat ditemui di Kecamatan Eromoko, Baturetno dan Nguntoronadi. Pada 1966 terjadi banjir di aliran Bengawan Solo. Kemudian, warga ada yang pindah ke tempat lain.

"Akhirnya ada proyek pembangunan WGM itu yang menyebabkan banyak warga yang pindah. Jadi pemukiman lama. Pembangunan WGM itu juga salah satunya karena ada banjir 1966," jelas dia.

Terkait kijing makam berwarna putih, Dennys mengatakan jika di daerah Wonogiri bagian selatan banyak batuan kapur. Pada saat itu banyak batuan kapur yang juga dimanfaatkan untuk tatanan rumah.

"Biasanya memang (kijing pada 1970-an) pakai batu putih, batuan kapur. Kalau sekarang banyak yang menggunakan semen," kata Dennys.

Diketahui, WGM dibangun pada 1978 dan mulai dioperasikan 1980. Pada saat itu sekitar 41.000 warga yang tinggal di 45 desa di 6 kecamatan di Wonogiri harus dipindah atau transmigrasi.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

Makam Bermunculan di Tengah Waduk

Diberitakan sebelumnya, air di Waduk Gajah Mungkur (WGM) Wonogiri menyusut pada musim kemarau tahun ini. Kompleks makam yang biasanya tertutup air pun mulai terlihat dari tengah waduk.

Kompleks makam yang terlihat di tengah waduk itu masuk dalam wilayah Kelurahan Wuryantoro, Kecamatan Wuryantoro. Kompleks itu berjarak sekitar 200 meter dari jalan perkampungan.

Di komplek makam itu, ada batu kijing yang berserakan. Ada juga yang masih utuh, beberapa di antaranya juga ada yang rusak karena terkikis air. Hampir semua kijing di sana berwarna putih dan menyerupai batu.

"Ya seperti itu. Kalau kemarau muncul (makam), hujan (musim) nggak kelihatan. Mulai surut sejak Agustus sampai sekarang ini (semakin surut)," kata Camat Wuryantoro Seomardjono Fadjari.



Hide Ads