Usai Viral Warga Klaten Antre Berobat Disuruh Pulang, Pihak RS Datangi Pasien

Usai Viral Warga Klaten Antre Berobat Disuruh Pulang, Pihak RS Datangi Pasien

Achmad Hussein Syauqi - detikJateng
Selasa, 05 Sep 2023 11:19 WIB
Pihak RS Cakra Husada Klaten bertemu dengan keluarga pasien di Desa Kemalang, Klaten. Foto diunggah pada Selasa (5/9/2023).
Pihak RS Cakra Husada Klaten bertemu dengan keluarga pasien di Desa Kemalang, Klaten. Foto diunggah pada Selasa (5/9/2023). Foto: dok. Istimewa
Klaten -

Curhatan keluarga pasien saat berobat di RS Cakra Husada Klaten tapi diminta kembali ke rumah dengan alasan dokter sudah pulang viral di media sosial. Pihak rumah sakit akhirnya mendatangi rumah pasien di Dusun Mbangan, Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang, Klaten.

"Betul kemarin siang kita sowan ke rumah Pak Sukiman berempat. Ya kita pertama untuk silaturahmi," kata Humas RS Cakra Husada Klaten, Wawan Irianto kepada detikJateng, Selasa (5/9/2023).

Wawan menjelaskan, selain silaturahmi, rombongan juga datang untuk menindaklanjuti postingan di medsos. RS ingin mencari tahu kronologi kejadian yang sebenarnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita juga ingin tahu dari Pak Sukiman kronologi kejadian yang sebenarnya. Ini untuk bahan kami menindaklanjuti," ujarnya.

Wawan menyebut keluhan masyarakat tersebut tidak segera ditindaklanjuti karena kejadiannya saat akhir pekan. "Karena kejadian Sabtu, akhir pekan banyak dari kami di luar kota sehingga baru Senin bisa ditindaklanjuti, ini masih kita dalami," kata Wawan.

ADVERTISEMENT

Anak pasien, Sukiman (48) membenarkan pihak RS datang ke rumahnya. Salah satunya untuk meminta maaf.

"Betul ke rumah minta maaf. Katanya kesalahan asisten," jawab Sukiman saat dihubungi detikJateng.

Diberitakan sebelumnya, curhat netizen soal layanan salah satu rumah sakit di Klaten viral di media sosial. Netizen itu mengaku tiba-tiba diminta kembali ke rumah oleh pihak rumah sakit meski sudah mengantre belasan nomor, dengan alasan dokternya pulang.

"Piye lurrr umpomo kowe dadi aku,
Nganter simbok kontrol (Rawat jalan) di RS C*kr* Klaten jadwal tertera dokter jam 19.00 antisipasi telat jam 17.00 berangkat, sampai klaten jam 18.00 setelah nunggu kurang lebih 70 menit sambil melihat angka antrian ner 014 , saya dan keluarga nyantai , sambil megangi simbok yang sebentar sebentar muntah, ehcc KAGET SEPERTI SAMBAR PETIR,MARAH , CAMPUR BINGUNG, Ketika tiba2 ada perawat menghampiri , Simbok suruh bawa lagi besuk jam 06.00 lhaa .. kata si perawat Dokternya sehabis sholat pulang TANPA ADA TINDAKAN DOKTER SAMA SEKALI
WADUH
1. KOK TIDAK OMONG SEJAK AWAL KALAU MALAS MERAWAT ORANG MISKIN
2. SESEDERHANA ITU Msnagement Rawat Jalan di Rs ini
3. Terus yang tidak berani curhat di medsos sudah berapa Ribu ?
4. Curhat ke siapa ini kami ?
5. .....," tulis akun Sukiman Kudu Sabar sebagaimana dikutip detikJateng, Senin (4/9/2023).

Dalam postingan tersebut disertakan foto dan video suasana di rumah sakit. Postingan itu mendapat beragam respons dari netizen.

Selengkapnya di halaman selanjutnya.

Warga yang memosting itu bernama Sukiman (48). Ia mengantarkan ibunya kontrol. Rumahnya di kawasan rawan bencana (KRB) Gunung Merapi, Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang, Klaten.

Saat dimintai konfirmasi detikJateng, Sukiman menceritakan awalnya ibunya dirawat seminggu di RS Cakra Husada Klaten karena tensi tinggi dan asam lambung. Dijadwalkan Jumat (1/9) lalu kontrol.

"Dijadwalkan Jumat kontrol lagi jam 19.00 WIB kontrol, saya jam 17.00 WIB sudah berangkat dengan pinjam mobil bersama adik dan ayah saya. Simbok nomor 19, sampai nomor 14 kita masih nunggu, jam 19.20 WIB kaget dapat kabar dari asisten dokter atau apa," kata Sukiman, Senin (4/9).

Petugas itu, kata Sukiman, meminta ibunya dibawa pulang dan kembali esok harinya. Alasannya dokter sudah pulang.

"Alasannya dokternya pulang. Kagetnya, kok bisa, kok tidak ngomong jadi kami langsung protes," jelas Sukiman.

Sukiman sempat menunggu satu jam dengan kondisi ibunya yang tidak mampu berdiri. Setelah tidak ada kejelasan, ibunya dibawa ke RS Islam.

"Saya bawa ke RS Islam. Awalnya mau saya rawat tanpa kartu KIS, tapi oleh RS justru disarankan tetap menggunakan KIS karena jika tidak digunakan bisa terblokir dan akhirnya pakai KIS," ungkapnya.

Halaman 2 dari 2
(rih/dil)


Hide Ads